Tak Kunjung Penantian

muhamad Rifki
Chapter #23

Bab 22—Menerima Undangan yang Telah Ditulis pada Surat Misterius

Menerima Undangan yang Telah di Tulis Pada Surat Misterius 

"Ini genting sekali, bisa kah kau datang ke Middleburg untuk mengantarkan mobilmu? Aku butuh sekali, untuk malam ini saja. Aku akan bayar berapa pun yang kau mau." Gandi memohon kepada temannya untuk membantunya malam ini saja.

"Hei, Gandi. Ada apa ini? Mengapa kau tiba-tiba ada di Middleburg? Dan suasana genting apa yang sedang kau alami?" Temannya bertanya-tanya keheranan—tak pernah melihat gelagat dari Gandi yang panik itu.

"Maaf sekali aku tak bisa menceritakan ini semua kepadamu hari ini. Aku akan ceritakan semuanya kepadamu ketika ini semua sudah selesai. Ini menyangkut banyak nyawa yang sudah di ujung tanduk."

"Baiklah, kirim alamatmu nanti. Aku akan ke sana bersama seseorang untuk membawa mobilnya. Tapi aku mohon untuk kita bertemu. Aku khawatir dengan kondisimu."

"Ya sudah jika seperti itu. Aku tunggu secepatnya, kawan."

Tut ... Tut ... Tut ...

Telepon terputus—Gandi lebih dulu mematikannya. Ia tak ingin berlama-lama lagi menghabiskan waktunya hanya untuk membahas hal yang kurang penting di tengah suasana yang genting.

***

Suara mobil terdengar berhenti tepat di depan gerbang rumah sewa mereka. Jelas Gandi tahu siapa kini yang berada di luar sana. Tanpa lama, ia bergegas keluar rumah untuk menemuinya. Langkahnya terus berjalan menuju ke arah mobil itu. Sampai suatu ketika, kaca mobil itu turun. Ada satu orang yang sudah lama tak ditemui oleh Gandi.

"Hei, Gandi!" sapa temannya itu.

"Si Mata Elang. Lama tak berjumpa dengamu. Bagaimana kabarmu, James?"

"Aku selalu memastikan semuanya aman dari langit sana, termasuk diriku sendiri." Telunjuk James menunjuk ke atas.

"Sayangnya aku dan Sempa gagal tes sleksi menjadi prajurit. Mungkin jika aku dan Sempa lolos, kita akan selalu bersama."

James hanya tersenyum saja—sudah terbiasa mendengar angan-angan dari Gandi. "Oh ya, seseorang ada di belakang membawa mobil yang akan kau pakai nanti. Setelah itu kapan kita bisa bertemu lagi?"

"Esok hari gerbang rumah ini terbuka untuk sahabat yang sudah lama tak berjumpa."

"Janji ya? Aku akan datang kembali esok hari. Untuk mobil, pakai saja selama kau masih berada di Middleburg."

"Kapan aku berbohong kepadamu, kawan?" 

"Ya sudah, aku datang ke sini lagi besok."

Di saat yang bersamaan, mobil yang berada di belakang James berjalan maju lebih dekat dengan mobil James. Orang yang berada di dalamnya turun dari mobil dan menghampiri mereka yang sedang mengobrol.

"Oh ya, ini Paulo, adikku." James memberikan kode untuk Paulo berkenalan dengan Gandi.

Gandi menyambutnya dengan senyuman dan menjabat tangan dengan Paulo. "Salam kenal, Gandi."

"Paulo," jawabnya dengan nada yang sangat datar.

Setelah itu tak ada lagi kata yang keluar dari mulutnya. Tatapannya tajam menatap Gandi—Gandi tak mempersalahkannya.

"Dia memang tak suka berbicara kepada orang yang baru ia kenal. Dia juga memiliki ilmu bela diri eskrima. Ia sudah lama mempelajarinya di Manila sana."

"Amazing! Itu hebat. Berapa kali kemenangan sepanjang ia bertanding?"

"Hanya 2 kali kekalahan yang ia telan dari 85 pertandingan."

"Itu bukan jumlah yang banyak. Aku mencium aroma pemain kelas dunia yang ada di dalam dirinya."

Eskrima adalah ilmu bela diri tradisional yang berasal dari Filipina. Seni eskrima lebih menekankan pada penggunaan senjata seperti pisau, tongkat, pedang, benda tajam lainnya, dan juga tangan kosong dipelajarinya. Seni bela diri eskrima ini berdasar pada tongkat atau pedang.

Kemudian James menjelaskan kepada Gandi mengapa adiknya bisa sampai berlabuh sampai ke Filipina. "Ya ada tujuan ia lama mempelajari ilmu bela diri itu."

"Apa itu?"

Lihat selengkapnya