Angin berhembus kencang setelah terbunuhnya Jaksa Atmaja oleh orang terdekatnya di kampung Damai Asri—semesta belum ingin menerima kabar buruk itu. Suasana hening. Burung-burung di hutan beterbangan ketakutan. Pelakunya tak menyimpan rasa sedih atau bahkan kehilangan. Segala hal tuduhan dan fitnah ia gunakan untuk pelindung.
Terkadang rivalitas adalah sebuah kata pemanis dari musuh terbesar. Menyingkirkan orang yang lebih hebat darinya tidak sama baiknya dengan para pecundang yang ada di luar sana.
Kini keturunannya, Bisma Atmaja, ia akan menyelesaikan ini semua sampai ke akarnya. Tak peduli ada apa yang akan menghalangnya demi mencari apa yang sebenarnya terjadi pada masa lalu. Kematian bukanlah hal yang menakutkan ketika takdir itu sudah menulis tanggal kematian seseorang.