Tak Kunjung Penantian

muhamad Rifki
Chapter #28

Bab 27—Keparat Kalang Kabut Membabi Buta


Keparat Kalang kabut Membabi Buta

Salah satu orang dari terungku yang berbeda meneriaki Jaka. "Oy, Jaka! Lepaskan kami segera dari tempat neraka ini." 

Jaka langsung menoleh ke arah sumber suara, seperti wajah yang pernah ia temui namun sudah lama tak bertemu. Ya itu adalah sebagian orang dari warga kampung Damai Asri yang ikut bekerja dengan Arda.

"Ini kuncinya, lepaskan saja mereka semua." Tiba-tiba Bisma memberikan satu kunci yang entah ia dapat dari mana.

"Untuk membuka itu?" Jaka menunjuk ke arah gembok kunci jeruji besi—memastikan—Bisma mengangguk. 

Tanpa pikir lama lagi, Jaka membuka beberapa kunci gembok jeruji besi yang berada di sekitarnya—selagi bisa dijangkau olehnya. 

"Loren sedang membuka sebagian gembok di sana." Bisma memberitahukan kepada Jaka.

Jaka mengangguk pelan dan melanjutkan membukan gembok kunci itu. Ketika sudah selesai semuanya, salah satu orang mendekat kepada Jaka dan memberikan kata-kata yang membuat Jaka terdiam.

"Dasar penjilat! Pengkhianat! Keturunan pembunuh! Kau datang pasti hanya untuk memperbaiki namamu itu kan? Kami di sini sudah hampir tiga tahun, hey! Kau kemana saja, hah?" Semua ucapan serapah dilontarkan orang itu kepada Jaka—membuatnya tak berkutik.

Bisma yang melihat itu mulai emosi. Ia menyuruh orang itu untuk diam dan berhenti menghina Jaka.

"KALIAN SEMUA TIDAK TAHU APA YANG TERJADI SEBENARNYA!" Nada bicara Bisma drastis berubah dari sebelumnya. "Aku keturunan Atmaja, ayahku menjadi saksi jika Jalil tidak terlibat dalam pembunuhan berencana ini."

Orang itu langsung terdiam setelah dibentak oleh Bisma. Kini suasana menjadi canggung—sangat tidak nyaman. Dan disaat yang bersamaan, banyak suara langkah kaki yang mendekat ke arah mereka.

"Tidak ada waktu untuk berdebat. Nyawa kita ini sedang terancam." Loren dan yang lainnya datang membawa kabar buruk.

"Apa maksudmu, Loren?" Bisma kini mengalihkan pandangannya ke arah Loren. 

Lihat selengkapnya