Si Jago Merah Menghentikan Semuanya
Klik! Klik! Klik!
Lampu-lampu di pabrik kayu itu kembali menyala. Jaka tak punya banyak waktu lagi untuk terus berlari. Lama-lama ia juga pasti akan kehabisan energinya untuk berlari. Ia memutuskan untuk berhenti dan berbalik badan. Tekadnya sudah benar-benar bulat untuk melawan keempat orang itu hanya seorang diri saja.
Keempat orang itu justru senang—tak perlu lagi untuk menghabiskan tenaga mereka hanya untuk mengejar Jaka. Satu orang dari mereka mulai maju dan berlari cepat ke arah Jaka.
Plak!
Satu tinju berhasil Jaka tepis meski tenaga dari orang itu sangat kuat—membuatnya terdorong mundur. Jaka tak tinggal diam, sekarang gilirannya untuk menyerang balik.
Plak!
Satu tinju dari tangan kiri Jaka sama seperti orang itu, tertepis. Namun dengan cepat ia membuat gerakan cepat. Ia melompat dan menghantamkan hulu pisau ke arah pelipis mata orang itu.
BUK!!
Pelipis orang itu pecah. Darah mulai mengalir menutupi sebagian wajahnya. Kedua teman mereka yang melihat itu geram. Tak tinggal diam. Mereka berdua langsung berlari bersamaan ingin membalaskan atas apa yang terjadi kepada kedua teman mereka yang sudah terluka. Melihat itu, Jaka langsung memegang orang yang ia habis pukul keras pelipisnya erat-erat. Dan ia melemparkan orang itu ke salah satu temannya yang sedang berlari menuju Jaka.
Dag!
Tepat sekali Jaka mendorongnya. Mereka berdua bertabrakan sangat keras. Benturan itu membuat keduanya jatuh ke lantai dan sudah tak berkutik lagi. Kini tersisa satu orang yang harus diselesaikan oleh Jaka. Namun, belum sempat menoleh, Jaka mendapatkan pukulan roket sangat keras dan cepat. Membuatnya tak dapat menghindarinya.
Buk!
Jaka terdorong mundur sampai akhirnya ia kini berada di sudut. Saat ingin melangkah mundur lagi, sesuatu benda berat jatuh akibat senggolan badan Jaka.
Bum! Bum! Bum!