Tak Kunjung Penantian

muhamad Rifki
Chapter #31

Bab 30—Pukul Tiga Dini Hari

Pukul Tiga Dini Hari

Detak jam terus bersuara dan berputar. Namun, Bisma belum juga kunjung untuk tidur. Ia memutuskan untuk bangun dari posisi rebahannya. Ia duduk di atas sofa—bingung ingin melakukan apa. Ia melihat sekeliling ruang tengah itu. Melihat televisi di atas meja lebar namun dirinya tak ada keinginan untuk menyalakan alat elektronik itu. Dan tak lama kemudian terdengar rintik air dari luar rumah.

Tik ... Tik ... Tik ... Berrrr!

Suara rintikan air itu hanya sebentar dan langsung disusul oleh hujan deras yang langsung turun secara mendadak. Suasana kini menjadi semakin dingin. Kini Bisma hanya sendirian ditemani hujan deras yang berada di luar. Ia berdiri dan melangkah pergi meninggalkan sofa itu. Ia bergegas menuju ke arah luar rumah. Melihat hujan dari jendela rumah sambil terus meratapi hujan itu.

"Apa aku benar melakukan ini semua?" Bisma bertanya kepada langit yang sedang menurunkan hujan. 

"Aku hanya ingin Kakek Jaksa tenang karena semua ini selesai, tidak lebih. Aku tidak ingin menjadi seorang yang merenggut nyawa orang karena aku memiliki hati." Bisma terus mengadu dan berjanji.

Hujan semakin lebat ditambah angin yang kencang sampai udaranya menusuk hingga ke dalam rumah, membuat Bisma menyudahi untuk melihat hujan itu dan memutuskan untuk kembali ke sofa. Saat berjalan menuju sofa, ia kembali menoleh ke arah meja tempat televisi. Ia melihat ada buku kecil yang tergeletak di ujung meja itu. Bisma yang melihat itu, penasaran dengan buku itu. Ia langsung menghampiri meja itu sebelum kembali ke sofa. 

"Buku apa ini?" Bisma perlahan membuka buku itu.

Lihat selengkapnya