Waktu tak Memberikan Mereka untuk Istirahat
"Maaf jika membuat kalian terkejut. Ini genting sekali." Wajah Loren sudah dipenuhi oleh banyak keringat.
Loren masuk ke dalam rumah sambil menuntun Paulo yang sudah tak berdaya—wajahnya memprihatinkan.
"Ada apa ini?" Bisma ikut terbawa suasana—panik.
"Tolong bantu aku tuntun Paulo dulu, ini berat sekali."
Sempa dan Gandi langsung mendekat ke arah Loren dan mereka berdua langsung menggantikan Loren yang sedang membawa Paulo. Sempa dan Gandi membawa Paulo ke arah sofa dan menyuruhnya untuk membaringkan seluruh tubuhnya dan jangan terlalu banyak gerak.
"Ceritakan kepada kami semuanya." Bisma tak bisa tenang ketika melihat kondisi Loren dan Paulo yang sedang tidak baik-baik saja.
"Tak ada ampun untuk kami malam itu. Mereka telah mengintai kami berdua sejak turun dari mobil. Saat tak jauh kami berjalan, mereka telah lebih dulu membuat gerakan. Pukulan dan tendangan berhasil membuat kami harus terpaksa merasakannya mentah-mentah tanpa perlawanan."
"Mereka siapa?" Bisma memastikan—barangkali sekelompok orang asing yang berbeda.
"Postur tubuhnya sangat mirip dengan apa yang aku temui di dalam pabrik kayu milik Arda. Tapi sepertinya itu orang-orang yang berbeda namun masih satu kelompok. Mereka terlhat masih sangat bugar sekali."
"Artinya komunikasi dan informasi yang mereka jalankan sangat lancar dan akurat sekali."
"Aku akui mereka hebat dalam hal seperti itu. Untungnya kecepatan mengalahkan segalanya. Dengan gerakan yang tak mereka duga, kami bergerak cepat menghindar lalu berlari berbeda arah. Mereka terpecah menjadi dua bagian untuk mengejarku dan Paulo. Namun, tak ada satu pun dari mereka yang dapat menemukan tempat persembunyian kami."