Tak Kunjung Penantian

muhamad Rifki
Chapter #34

Bab 33—Seperti Menjadi Buronan

Seperti Menjadi Buronan 

"Loren, Paulo ... Ayo Bangun! Hari sudah ingin memasuki petang." Gandi menggoyangkan tubuh mereka berdua yang masih terbaring di sofa menggunakan kedua tangannya. 

Perlahan mata mereka terbuka. Mereka berdua membangunkan setengah badannya dan duduk bersamaan. Melihat sekeliling—masih mencerna ada apa di sekitarnya.

"Kapan kita harus pergi?" Gandi langsung menanyakan inti dari pembahasan pagi hari tadi.

"Beri kami waktu sepuluh menit. Setelah itu, kita langsung pergi meninggalkan tempat ini."

Gandi mengangguk pelan dan pergi meninggalkan mereka berdua. Selama Loren dan Paulo tidur, para penghuni yang lainnya sudah mempersiapkan perbekalan untuk perjalanan yang entah sampai kapan. Barang-barang yang mungkin akan mereka perlukan, semuanya dibawa. Termasuk alat Human Tracker yang sampai saat ini belum mereka gunakan. Begitu pula dengan Dewi dan Cinta yang sedang duduk di samping Bisma dan Jaka yang tak jauh dari sofa. Tak ada kata tidak setuju atau bantahan terhadap yang lainnya. Mau tidak mau, mereka juga harus ikut terlibat dalam hal ini. 

"Jaka ... Jaga dirimu ya." Tak ada angin, tak ada hujan, Cinta menoleh ke arah Jaka dan tersenyum tulus. 

Jaka sigap balik menoleh ke arah Cinta dan langsung membalasnya. "Jika aku pergi untuk selamanya hari ini, tolong kenang namaku dalam hati kecilmu itu." Senyuman Jaka juga tak kalah tulus dari Cinta. 

Bisma yang berada tepat di antara mereka, juga langsung ikut menanggapi pembicaraan mereka berdua. 

"Kami akan selalu saling menjaga satu sama lain. Jadi, tenanglah. Jika takdir berkata kami harus mati hari ini, setidaknya jasad kami berdua ada berdampingan." Bisma menepuk pundaknya Jaka berulang kali.

Terlihat dari ekor matanya Jaka ketika Bisma selesai berbicara, ia melihat Dewi ikut menoleh ke arah Bisma dengan tatapan yang tak biasanya. Jaka langsung memberikan sebuah kode kepada Bisma dengan menyikutkan salah satu tangannya ke arah samping perut Bisma.

"Ada apa?" tanya Bisma dengan nada berbisik.

Jaka hanya menunjuk ke arah Dewi dengan hanya menggunakan mulutnya untuk menjawab pertanyaan dari Bisma. Bisma langsung menanyakannya kepada Dewi.

"Dewi? ... Ada apa?"

"Hah? Tidak ada apa-apa. Bukannya kalian yang dari tadi mengobrol? Mengapa kau menanyakan aku."

Lihat selengkapnya