Arik disuruh Pak Andi untuk menunggu di luar. Ada semacam obrolan antara Pak Andi dan Pak George (dari firma hukum George Fabiano and Associates), yang dirasa cukup pribadi, yang tentu saja tokoh utama kita tak boleh dengar. Ah, katanya, kelak rumah makan soto itu akan menjadi milik Arik Sutiawan (sampai dibuatkan perseroan terbatas). Lantas, kenapa sekarang Arik disuruh menunggu di luar gedung?
Arik sedang duduk di sebuah warung kecil. Tak jauh dari firma hukum tersebut. Sedang menikmati sepiring nasi dan cumi goreng, eh, Arik didatangi oleh seorang pengamen. Tak hanya satu, ada tiga orang pengamen.
"Sek, sek,..." ucap Arik sebelum memberikan sedekahnya. "iku lagu opo?"
"Nggak bisa bahasa Jawa, saya, Bang. Ngomong Indonesia aja." kata si pengamen yang sepertinya masih usia pelajar.
Arik merasa tersinggung, tapi mencoba sabar. "Tadi lagu apa?"
"Oh, yang tadi--" Temannya yang malah menjawab. Omong-omong, Arik mengangguk-angguk dan tangannya lincah mencari nama lagu tersebut di ponselnya.
"Kenapa, Bang?" Yang satu lagi ikut menimpali. "Abang macarin anak konglomerat, terus nggak mampu abis itu?"
Aduh, rasanya dada Arik terasa nyeri sekali. Nak, ejekanmu langsung menghujam ulu hati Arik. Kena dalam sekali serang. Daripada menyerang dengan kata-kata, kalau memang punya ketajaman insting seperti itu, sebaiknya kamu masuk Perbakin saja (baca: Persatuan Berburu dan Menembak seluruh Indonesia). Perbakin sedang membutuhkan calon-calon atlet potensial untuk Asian Games mendatang (gosipnya Asian Games akan diselenggarakan di Jakarta dan Palembang pada tahun 2018 nanti).
"J*ncoek!" semprot Arik nyengir. Tersinggung sih tersinggung, tapi sedekah tetap diberikan.
"Pedit lo, Bang!" semprot balik salah seorang pengamen. "Yang benar aja, masa cuma kasih cepek? Bakal apa cepek?"
"Kasih serebu, kek." timpal temannya.
"Sudah bagus saya kasih. Lagian inget pepatah, adik-adik, sedikit-sedikit, lama-lama jadi bukit. Biarlah cepek cuma dikasih, tapi kalau satu gedung ngasih kalian cepek, terkumpul sejutaan." kata Arik mencoba diplomatis.
Tipu daya Arik berhasil. Tiga pengamen yang memang masih SMA ini berhasil terkelabui. Apakah Arik memiliki kharisma? Bayangkan saja, ketiganya sampai tercengang-cengang.