Tak Sambat

Nuel Lubis
Chapter #17

Pengin Naik Bajaj, Mas!

"Tomodachi na no ka, koibito tou ka, watashitachi tte nani?"

Sampai sekarang Arik masih beranggapan pacarnya, Stella, masih di Los Angeles. Entah apa alasannya, mengapa Stella belum memberitahukan Arik hal yang sebenarnya bahwa Stella sudah berada di Indonesia. Stella pun bahkan belum mengabarkan secara langsung perihal Iyus yang adalah adik sepupu jauhnya.

Kini Stella sedang berada di kantor sebuah manajemen artis. Wah, jangan salah, tidak semua kantor manajemen artis yang satu ini terlihat luks. Tak semuanya. Salah satunya itu adalah yang didatangi oleh Stella ini.

Di depan pintu masuknya, ada tertulis, "Pahing Creative and Management".

Si empunya manajemen adalah Pahing. Nama lengkapnya adalah Pahing. Benar-benar Pahing yang tertulis di kartu tanda penduduk serta akta lahir. Itu juga terdapat ceritanya tersendiri. Beginilah cerita Pahing ke para talent yang dimanajerinya.

"Saya lahir pada tanggal 15 Februari 1982, seperti yang teman-teman talent sudah ketahui. Itu--menurut penanggalan Jawa--pahing. Ayah saya kebingungan cari nama juga. Apalagi saya memang anak pertamanya, yang satu-satunya juga, yang setelah lima tahun menunggu untuk punya anak. Panik ayah saya waktu itu. Dia gelisah mau kasih nama apa, dan sampai akhirnya, iseng-iseng saja lihat kalender di rumah bidan tempat ibu saya bersalin. Dia baru sadar, harinya pahing. Saya juga bingung kenapa harus pahing itu yang jadi nama saya."

Begitulah yang Stella juga dengar dari teman-teman sesama talent di Pahing Creative and Management. Mungkin pula karena namanya yang hanya satu kata, itu membuat Pahing jadi begitu low profile, walau ia sering memanajeri artis-artis top ibukota, selain ia orangnya ulet dan gigih.

"Dimanajeri Mas Pahing, serasa jadi anak kandungnya. Orangnya pengertian banget. Bener-bener ditangani dengan baik dan benar. Tanggung jawab banget. Kasarnya, nih, dia hamilin elo, dia nggak bakal kabur, dan pasti nikahin elo, Stel." cerita Sonia, rekan sesama artis Stella kala itu.

Stella menggeleng-gelengkan kepala sembari berusaha agar tidak tertawa lepas. Katanya dalam hati, emang lu mau apa diajak tidur sama Pahing? Lagian gue yakin Mas Pahing nggak bakal segila gitu juga, kecuali lu yang mulai duluan. Buktinya juga, gue nggak pernah dilecehin. Padahal udah lama juga kerja bareng Mas Pahing.

Lihat selengkapnya