"I will always for you because you're the only good thing in my life."
Begitu tulis Stella sebagai caption salah satu postingan Instagram miliknya. Untuk kali pertama, Stella posting foto Arik di halaman Instagram-nya. Itu juga setelah mendapatkan persetujuan Pahing dan rekan-rekan di Pahing Creative and Management. Sebetulnya Pahing agak keberatan dengan keputusan Stella. Apa boleh buat, daripada masalahnya makin pelik, mungkin ini yang lebih baik.
Sesuai dugaan Pahing dan beberapa orang di Pahing Creative and Management, postingan Instagram Stella itu menuai komentar yang luar biasa, walau lebih banyak yang berkomentar sedikit kurang menyenangkan. Rata-rata netizen mengomentari fisik Arik yang menurut mereka kurang... ehem, sedap dipandang.
"Mbak Stella," tulis salah seorang pengguna Instagram bernama @moetiaimoet. "kok mau sih sama cowok kayak gitu? Mbak Stella cantik gitu, harusnya milih pacar yang sepadan. Yang cantik ketemu yang ganteng."
Seseorang lainnya yang bernama pengguna @adamsayangshizuka menimpali dengan kalimat yang tidak berhubungan sama sekali. "Sesungguhnya manusia paling sombong itu bayi. Karena mereka besar kepala."
Singkatnya, postingan Instagram itu ramai dikomentari. Ini, sih, pasti akan mengundang media, khususnya media infotainment. Stella harus siap siap dikuntit wartawan untuk memberikan tanggapannya. Mungkin bisa dibilang semacam klarifikasi. Barangkali Stella khilaf. Mungkin Stella, menurut salah seorang jurnalis atau netizen, sedang iseng saja. Beberapa hari kemudian, bisa saja Stella akan berkata, "Just prank. Cowok tadi cuma pesuruh aku, kok. Masa seorang Mariana Grace Stella mau-mau aja sama cowok modelan begitu."
Mungkin saja seperti itu. Akan tetapi, saat seorang wartawan menghubungi Stella, Stella malah berkata, "Yes, that's true. I'm not pranking everyone. That guy is my boyfriend. He's my lover. I'm proud to have a man like him. I knew him since I and he were in the campus."
Bingung, kan, mengapa jurnalis itu bisa mendapatkan nomor ponsel Stella? Arik saja membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan nomor Stella. Itu juga harus ribut dulu dengan salah seorang sepupu jauh Stella.
Begitulah jurnalis. Mereka seperti memiliki mata-mata di mana-mana. Konon, untuk bisa menjadi jurnalis hebat, selain harus memiliki wawasan yang luas dan kecermatan yang luar biasa, dibutuhkan pergaulan yang lebih luas dari orang kebanyakan.
"Are you serious, Stella? Is he your boyfriend?" tanya jurnalis yang masih tidak percaya.
"Yes, I'm serious." Stella begitu menekankan pada kata 'serious'. "I love him, not because his look, anyway. He's smart, funny, and I feel he's kind of everything to me."
"Love is crazy!" sembur si jurnalis.