"Memilikinya itu sama seperti melihat pelangi di malam hari. Artinya, nggak mungkin, yah, goblok!"
"Dia saja mampu tidak mencari kabarmu dan mampu mengabaikan pesanmu. Lantas, mengapa kamu tidak menggunakan logika untuk melawan hatimu?"
"Tugas ksatria hanyalah menjaga ratunya sampai bertemu dengan rajanya. Bukan untuk duduk bersanding di atas takhta dengan penuh cinta."
"Eh, udah, yah. Tuh, lihat, dia hancur banget bareng elo."
"Mungkin dulu dia memang bangga sekali memamerkan namamu di depan orang-orang terdekatnya. Sekarang, kan, nggak. Kenyataannya, dia sudah memilih jalannya. Mungkin dia sadar kamu itu bukan orang yang tepat untuk dirinya."
"Lagian, cari pasangan yang sepadan, dong. Lihat wajah lu, tuh. Kayak Beauty and the Beast. Yang namanya princess, harusnya sama prince. Si cantik ketemu si ganteng."
"Ngaca, dong. Masih cakepan si Gading, lawan main dia di sinetron itu."
"Harusnya dulu cukup kenal aja. Nggak usah pake perasaan. Artis jadiannya sama artis. Orang biasa sama orang biasa. Sementara lu, orang yang kelewat biasa. Dari tampang lu aja keliatan. Burik lo!"
"Bagaikan punduk merindukan bulan, Mas Bro. Pasti pake pelet. Yakin banget gue. Logikanya, mana mau Stella jadian sama orang utan lepas dari kebun binatang."
"Cinta nggak harus memiliki, Gan. Harusnya hubungan lu sama Stella, yah, cukup hubungan antara fans sama idola. Jangan berharap lebih."
"Harusnya, kan, nggak bisa dijangkau, yah. Tampangnya aja kayak orang-orangan sawah gitu. Lah, kok, Mbak Stella bisa suka? Khilaf apa?"
"Nggak terjangkau sama dia, seharusnya. Mungkin memang pakai bantuan pelet. Rekomendasi, dong, dukun yang punya pelet mujarab. Aku pengin bisa jadian sama Fey, member JK Group. Eh, sama Tania juga boleh, deh."
"Gue sih pengin bisa jadian sama Fanta, eks Mango Bella. Ajarin, dong, tips agar bisa bikin yang nggak seharusnya terjangkau jadi klepek-klepek."