Berlatarbelakang di salah satu gerai McDonalds, yang berada tak jauh dari fX Sudirman. Oh, bukannya di fX Sudirman. Karena tak ada gerai McDonalds di fX Sudirman. Gerai McDonalds itu berada di Senayan Trade Center (yang anak-anak Jakarta Selatan sering menyebutnya sebagai STC). Di salah satu bangku yang berada di luar McDonalds, duduklah sepasang kekasih yang baru saja jadian.
Ah, kalau sudah memesan, tak apa-apa melakukan aksi yang mereka berdua lakukan. Lagipula, hanya sebuah pengambilan gambar amatir. Pihak laki-lakinya saja hanya merekam aksi cuap-cuap pihak perempuan dengan ponsel cerdas (walau kualitas gambarnya hampir mendekati kualitas gambar yang dihasilkan oleh handycam atau kamera go-pro).
Si laki-laki memegang ponsel dengan teramat hati. Takut gambar yang dihasilkan itu goyang. Menurut si laki-laki, itu tidak elok dilihat, jika gambarnya bergoyang-goyang seperti ombak di Teluk Jakarta. Ia ingin hasilnya luar biasa, sehingga videonya akan dilihat oleh ratusan ribuan, eh, salah, melainkan jutaan kali.
Memang dasar Brian, si Weaboo. Di kepalanya, tersedia banyak impian. Brian bukan tipe orang yang main-main dalam mengejar dan mewujudkan setiap impiannya. Sebisa mungkin harus sempurna. Setidaknya, mendekati sempurna. Bahkan, demi kualitas suara yang lebih jernih lagi, dengan tabungannya (yang seharusnya modal ke Jepang demi mencari perempuan Jepang untuk dipacari), Brian sendiri yang membeli perangkat microphone. Microphone itu dipasang di salah satu saku blus merah jambu Helen.
Helen mulai cuap-cuap layaknya penyiar radio. Memang Helen pernah terlibat dalam siaran radio amatir di sekolahnya. Tak heran, dia terbiasa berbicara dengan kamera ponsel mengarah kepada dirinya.
"Pernah ngerasain insecure, nggak? It's okay to feel insecure. Itu hal yang wajar banget, kok. Yah, namanya juga manusia. Sebagai seorang manusia, yah, kita pasti nggak jauh-jauh dari rasa kurang percaya diri. Yah, tapi, bukan berarti dengan cara kita insecure, kita jadi nyalahin diri kita sendiri secara terus-menerus."
"CUT!" seru Brian yang menghentikan aktivitas merekamnya. Ia lalu menyeruput kola yang sudah dipesannya.
"Kenapa lagi, sih?" gerutu Helen yang menyantap kentang goreng, yang seharusnya jangan dimakan terlebih dahulu sampai shooting selesai.
"Kamu kebanyakan bilang 'yah', Sayang," Brian menunjukkan hasil rekamannya.
Ada sesuatu yang berbeda saat Helen mendengar kata 'sayang' keluar dari mulut Brian. Getaran-getaran aneh yang merambat sekujur tubuh Helen. Mungkin ini pengalaman pertama Helen berpacaran dengan lawan jenis. Sebelumnya, Helen belum pernah berpacaran, walau kedua orangtua Helen tidak pernah melarang Helen untuk berpacaran, selama tidak mengganggu studinya.
"Kita ulang lagi, yah," ujar Brian. "Kali ini, jangan keseringan bilang 'yah'. Kataku, Sayang, kurang bagus aja didengernya."
Helen mengangguk.
"Kentang gorengnya jangan kamu cemilin dulu." ujar Brian dengan mata melotot.