Hari ini adalah hari bersejarah. Tepatnya, salah satu hari paling bersejarah. Layak diingat. Setidaknya, untuk para pecinta sepak bola.
Mal ini cukup ramai dipadati. Area downtown-nya sudah dikerumuni oleh sederetan orang-orang berkostum kedua tim yang akan bermain di final.
14 Juli 2014.
Antik juga tanggalnya. Jika disingkat itu akan menjadi 14-07-2014. Atau, 14-07-14. 140714. Tanggalnya unik. Wah, para pecinta togel, harus, nih, menjadikan tanggal keramat ini sebagai nomor togel. Mungkin bisa tembus.
Dari antara para pengunjung, ada yang berbeda. Dari orang-orang yang duduk di bangku, ada sepasang kekasih yang usia pacarannya belum enam bulan. Pasangan yang unik, yang sama seperti tanggal hari ini.
Bagaimana tidak unik, lihat saja si pihak laki-laki, yang malah mengenakan kostum tim nasional Jepang. Padahal, partai final kali ini mempertemukan tim nasional Jerman dan tim nasional Argentina. Tim nasional Jepang sudah tersingkir sejak babak penyisihan grup. Pasukan Samurai itu tak berkutik melawan Pantai Gading dan Kolombia. Bahkan, melawan Yunani saja, Jepang hanya bisa mendapatkan kedudukan imbang.
Laki-laki itu bernama Brian. Yah, dialah weaboo favorit kita. Brian sungguh menyukai bahasa dan kebudayaan Jepang. Sampai-sampai, untuk urusan sepak bola, ia--dengan nyentrik--malah mengenakan kostum tim nasional Jepang, yang serba biru. Musik yang ia dengar dari pemutar lagu di ponselnya adalah lagu JK Group, yang merupakan hasil gubahan dari lagu AK Group.
Ranselnya coba lihat. Ada sablonan yang bertuliskan "Ganbatte" yang ditulis dalam huruf Hiragana. Di dalam ransel, jangan kaget, jika kalian menemukan Kamus Jepang-Indonesia, yang dilengkapi dengan cara baca huruf Kanji. Ada pula beberapa keping VCD anime.
Ini untuk kali pertama Helen diizinkan untuk keluar malam. Mungkin karena masih nuansa liburan. Anak-anak sekolah, dari tingkat SD hingga SMA, masih libur. Masih bulan Ramadhan juga, di mana umat Islam sedang rutin menjalankan ibadah puasa. Sepertinya orangtua Helen sudah kadung menyukai Brian. Lagi pula, selain bersama Brian, memang ada beberapa orang lagi, yang ikut. Di Summarecon Mal Serpong, sebelum pukul 02:00 subuh, saat waktu berbuka puasa, ada event cosplay juga. Helen ikut memeriahkan acara jepang-jepangan di mal tersebut.
"Yah, udah, nggak apa-apa," ucap ibunya Helen yang mengenakan kacamata. "Tapi, jangan sering-sering, Len. Brian, jaga anak Tante, yah. Pulangnya, kamu anter dulu dia ke rumah."
"Inget, jangan macem-macem!" timpal ayahnya Helen memelototi Brian.
Brian cengar-cengir tak keruan. Selanjutnya, Helen naik ke atas jok motor dengan hati-hati. Perempuan itu tidak memeluk Brian sesuai keinginan Brian. Helen malah memegang pegangan kecil yang ada di dekat jok motor.
"Aku, kali, Ma, yang jagain dia. Dia mah nggak bisa apa-apa." cibir Helen memonyongkan bibir.
Wah, Brian malu sekali, tuh.
"Ah, tapi lu juga mau sama dia, meski lu tau dia nggak bisa apa-apa. Aneh lu, Len." sindir ibunya Helen.