"Ada yang kosong?"
Begitulah yang diucapkan oleh Arik setelah membuka pintu sebuah warung internet--alias warnet. Kebetulan warnet yang Arik datangi itu dioperatori oleh pemuda Batak yang berusia di atas 30 tahun dan belum kunjung menikah, yang kita semua tahu bernama siapa. Raja Pandjaitan.
Kenapa penyebutan nama lengkap Raja itu harus seperti itu? Itu memiliki sebab-musababnya. Permohonan dari kakek buyut Raja, yang meminta kepada penerusnya agar nama marganya itu ditulis dengan menggunakan Ejaan Ophuijsen. Entahlah, mungkin kakek buyutnya itu memiliki cita-cita ke negeri Kincir Angin. Sayangnya itu belum kesampaian.
Raja menunjuk ke arah bilik satu, yang biasanya ditempati oleh Iyus. Kata Raja dalam hati, 'Bodo, ah. Ini warnet bukan punya dia juga. Warnetnya si Kokoh. Kalau nanti dia dateng, main aja di PC lain. PC banyak. Nggak usah milih-milih.'
"Iki sistemnya piye, Bang?" tanya Arik sebelum menuju Bilik Satu. "Maksute saya, bayar dulu? Atau bayarnya selepas pake komputer?"
"Yo weis, monggo, monggo, langsung aja dipake, bayarnya--" Sontak Raja seperti teringat sesuatu. Wajah pengunjung warnet ini sepertinya cukup familier. Raja merasa pernah bertemu Arik entah di mana. Mungkin di pasar, mal, gym, atau Taman Lawang. Ups, yang terakhir, itu mustahil. Raja masih menyukai seorang perempuan (walau hubungannya dengan Grace masih tarik ulur seperti benang layangan).
"Opo?" tanya Arik lagi. Ia merasa sepertinya akan menemui suatu peristiwa histeris lagi. Suatu peristiwa yang mana orang-orang sekitarnya akan berteriak dan sok kenal.
"Eh, kamu itu,--" tunjuk Raja. "--aku kayaknya pernah lihat kamu entah di mana. Kita pernah ketemu, kan. Yang jelas bukan di dunia mimpi. Aku lebih sering mimpikan calon tunangan aku, soalnya."
*****
" Hatsyi, hatsyi,"
Sedang sibuk-sibuknya di dalam ruangan kantornya, kenapa harus bersin-bersin?
"Biasanya nih, menurut mitos yang gue baca di Primbon," ujar Grace yang memeriksa sejumlah berkas yang diamanahkan ke dia. "kalau bersin sebanyak tiga kali, ada yang ngomongin kita."
Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Grace bersin untuk kali ketiga. Wah, Grace, mungkin Raja itu betul-betul jodohmu. Langsung berikan dia kepastian.
"Hatsyi!"
*****