"Kak Stella,"
Alangkah kaget Stella karena seorang gadis yang masih kelas 3 SD main masuk ke dalam kamarnya. Gadis kecil itu adalah Marsha, keponakan dari garis ayahnya, yang sedang datang berkunjung.
Stella langsung bangkit dari tempat tidur dan tergesa-gesa mengambil jaket mandi yang tanpa sengaja tergeletak di ujung tempat tidur. Bayangkan saja, Stella hanya mengenakan pakaian dalam di dalam kamar. Mana ia lupa untuk mengunci kamar.
"Hadeuh, Marsha," keluh Stella menekuk bibir. "Ketok pintu dulu, kek."
"Yah, nggak apa-apalah, Kak. Kita kan sama-sama perempuan." bela Marsha nyengir sembari menyodorkan Stella sebuah majalah. Itu tentunya majalah anak-anak. "Bacain, dong, Kak."
"Ke depannya, ketok pintu dulu. Yang sopannya gitu. Yah, udah sini, Kak Stella bacain."
Marsha terkekeh-kekeh dan segera loncat ke atas tempat tidur.
"Tapi, tungguin Kak Stella pake baju dulu. Bentar, Kak Stella mau pake piyama dulu."
Stella segera menuju lemari pakaian, mengambil piama bermotif Doraemon, dan berjalan menuju kamar mandi pribadinya. Dalam waktu tiga menit, Stella kembali mendatangi keponakan kesayangannya.
Malam ini Stella sangat lelah. Saking lelahnya, ia ingin tidur tanpa mengenakan apa-apa selain pakaian dalam. Sebab, temannya saat ia masih di Amerika Serikat pernah memberitahukan bahwa betapa bagusnya tidur setengah telanjang untuk meredakan syaraf-syaraf otak yang menegang. Andai tidak lupa untuk mengunci kamar, akan jauh lebih bagus lagi.
"Sini, Kak Stella bacain,"
"Aku selalu suka dengerin Kak Stella ngedongeng. Dulu, sebelum ke Amerika, aku kan sering denger Kak Stella ngedongeng."
"Kamu masih inget? Padahal kan kamu masih kecil banget."
"Hehehe,"
"Kakak mulai ngedongeng lagi, yah."
Dimulai aktivitas mendongeng di dalam kamar Stella pada pukul 22:05.
"Pada suatu kisah yang terjadi lampau sekali, hiduplah seorang pangeran yang tidak biasanya." Stella mulai mendongeng yang bersumber dari majalah anak-anak tersebut.
"Maksudnya, dia nggak ganteng gitu, Kak?" celetuk Marsha.
"Eh, udah gede yah kamu sekarang. Udah ngerti apa mana cowok ganteng, mana cowok jelek."
"Hehehe,"
"Yah, udah, Kak Stella lanjutin lagi. Tapi, jangan dipotong lagi, yah."
Marsha memberikan acungan jempol.