"Aku tahu kamu masih suka. Aku dan kamu memang gengsian."
Di saat Ayu yang masih begitu asyik menonton Black-White, yang mana ada mantan kekasihnya sebagai bintang tamu, seperti ada yang memperdengarkan lagu yang perempuan itu tersindir. Lebih tepatnya, lagu dari grup vokal yang dulu pernah kondang di dunia musik tanah air tersebut sudah membangkitkan suatu hal yang berbahaya. Itu adalah, yang jika dibiarkan, akan timbul perselingkuhan. Apalagi suasana hati Ayu sedang berantakan karena tayangan Black-White yang dibagikan ulang di YouTube.
Ayu menghela napas. Sepertinya ia mengetahui siapa yang memainkan lagu tersebut.
"Dek!" seru Ayu ke arah seseorang yang berada di dalam kamar yang persis di samping kamarnya. "Pelanin dikit napa volumenya! Udah jam sepuluhan!"
"Iya, Bawel!"
"Eh, kok nyolot sih?"
"Ini gue pelanin, Bawel! Lagian kenapa lagi lu? Abis patah hati? Atau baru dapet? Hahaha!"
Ayu mendengus sebal dari dalam kamarnya. Ia dan adiknya saling berkirim-kirim suara, yang hanya terpisah oleh dinding. Padahal ada yang namanya ponsel dan aplikasi obrolan seperti WhatsApp, WeChat, Line, atau Kakao Talk. Kenapa tidak menyampaikannya lewat aplikasi obrolan saja?
Benar saja dugaan Ayu. Ibunya langsung protes. Ganti ibunya yang berteriak agak kesal, "Hei, apa-apaan kalian ini! Sudah jam sepuluh malam! Lagian kamu, Ayu, kamar kamu di sebelah kamar adik kamu, yah, keluar kamarlah. Ketuk pintu, kan, bisa. Atau, ajak chat adik kamu lewat Line atau WhatsApp."
Sebelum ia yang ditegur, adiknya Ayu itu langsung mengecilkan volume. Lebih tepatnya lagi, ia sekarang mengenakan penyuara jemala di kedua telinganya.
"Iya, Ma, maaf, maaf." seru balik Ayu yang masih tanpa keluar kamar.
Begitulah kondisi rumah Ayu sehari-hari. Padahal kedua orangtua Ayu itu beretnis Jawa-Tionghoa, namun, yah, memang seperti itu. Satu keluarga sepertinya hobi bersuara kencang di dalam rumah layaknya rata-rata keluarga beretnis Batak, Betawi, atau Ambon. Jika tidak mengenal baik-baik keluarga Ayu, mendengar keributan ini, pasti disangka telah terjadi sesuatu. Mana masalahnya sepele. Perkara suara musik yang terlalu kencang dan di jam-jam yang seharusnya para penghuninya terlelap.
Tampaknya ibunya sudah tak di depan kamar. Ayu pun sepertinya sudah mau tidur. Ia bersiap merebahkan diri ke atas tempat tidur. Ponsel itu dimatikan dan bersiap diisi dayanya. Ditutupnya peramban Chrome tersebut. Meskipun demikian, masih terbayang-bayang adegan demi adegan di dalam tayangan Hitam Putih tersebut. Kelihatannya Ayu terkenang masa di mana ia masih berpacaran dengan Arik, walau itu hanya sebentar. Baru sekarang ada penyesalan. Kenapa dulu itu, ia begitu egois tanpa mempedulikan perasaan Arik?
Samar-samar Ayu masih mendengar adiknya masih memutar lagu "Putus Nyambung".
Putus nyambung, putus nyambung, putus nyambung
Kalau dekat, benci, kalau jauh, kangen
Lihat saja nanti, apa yang terjadi
Putus ataukah nyambung
Dada Ayu mendadak terasa sakit. Lebih sakit lagi saat terus saja membayangkan adegan tadi. Ada rasa cemburu yang menjalari Ayu ketika menyaksikan Stella dirangkul Arik. Beragam pikiran nakal cukup menggelayuti Ayu. Andai itu Ayu yang dirangkul, dan bukannya Stella, seorang model yang ia ejek karena mimpinya terlalu tinggi.