"Amango amang!" seru Bang Raja yang hampir saja loncat dari bangku. Selain itu, ia hampir tersedak Bir Bintang. "Masa aku harus ikut masak pula?"
"Belajarlah sikit, Raja," ucap Amangboru Ronald tersenyum meremehkan. "Biar makin terkesan si Grace itu. Nang ahu bege, boru-boru ni Batak sonang hian pasangannya jago di dapur."
"Sementara yang aku lihat, si Grace ini sudah menerima aku apa adanya." tangkis Bang Raja.
"Botul do i!" Amangboru mempertegas apa yang dikatakan Bang Raja. Pamannya Raja itu lalu mengisap rokok. Rokok kesukaannya selalu yang kretek. "Alai dengganna, belajarlah ho masak, Raja. Biar happy calon istrimu itu."
"Tak bisa apa kita pekerjakan saja orang lain masak, Amangboru?" keluh Bang Raja yang meminum lagi minuman beralkoholnya. "Payah, kali, aku masak. Apalagi masak masakan Batak yang ribet. Ayolah, Amangboru. Lagian si Grace juga sudah mau buat masak di lapo ini."
"Itu kalau hari minggu, Raja." Amangboru Ronald coba mengoreksi. "Selesai ibadah minggu, pasti main dia ke lapo. Eh, si Grace itu, ibadah sore, yah, Raja?!"
Bang Raja hanya mengangguk.
"Nah, hari-hari biasa, tugasmu-lah itu, Raja. Jadi koki di lapo ini. Sitop ho markarejo di warnet itu?"
Lagi-lagi Bang Raja hanya mengangguk.
"Nah, bagak tahe!" Amangboru memberikan acungan jempol. "Daripada nganggur kau, lebih baik kau yang kerja jadi koki."
"Aku kira, tugasku hanya mengontrol arus uangnya saja, Amangboru. Tak kusangka, haruslah aku jadi koki di lapo ini?"
"Alah, bodat kau!" umpat Amangboru Ronald mulai emosi. Matanya melotot. Saking kesalnya, segelas bir itu ditenggak lagi. "Picik kali, kau, punya pikiran, Bah. Mau enak saja kau. Marsedih Bapak kau itu dari liang kubur."
"Kenapa bawa-bawa Bapak? Dia sudah lama meninggal. Aku sudah ikhlas. Urusan orang hidup, biarlah diurus sama yang masih hidup. Tak ada urusan orang mati lagi." protes Bang Raja yang lebih sewot lagi.
Amangboru Ronald menyundut rokok ke lengan Bang Raja, "Biang kau! Garang pulak hamu dongan ahu!"
"Sudah suka berkata-kata kasar, main sundut rokok pulak. Marah nanti Oppung dari atas sana." kata Bang Raja yang masih kesakitan, mengingatkan.
"Amango amang!" seru Amangboru Ronald menggeleng-gelengkan kepala. "Diajari pula aku sama anak kemarin sore. Kalau kata Bang Poltak, pening aku, pening."
Bang Poltak yang dimaksud Amangboru Ronald adalah tokoh dalam sinetron Indigo yang diputar RCTE setiap hari jumat. Bang Poltak diperankan oleh pengacara kondang, Monang Hutajulu, yang masih satu silsilah dengan Bigman Paris Hutajulu. Dulu, Amangboru Ronald senang sekali menonton sinetron Indigo. Itu juga karena ada tokoh Bang Poltak tersebut.
Sepupu Bang Raja yang bernama Kevin, memutar satu lagu Batak. Memang hanya si Kevin yang luar biasa senang dengan lagu-lagu berbahasa Batak. Sementara Bang Raja malah kurang menyukai dan lebih menyukai lagu-lagu berbahasa Jepang, dangdut koplo, dan yang berbahasa Jawa.
"Nah, kenapa tak si Kevin saja yang masak?" tunjuk Bang Raja menunjuk Kevin yang tadi memasang lagu berbahasa Batak tadi.