Tak Sambat

Nuel Lubis
Chapter #82

Debat Serius: Itu Tania atau Bukan?

"Maaf, kakak tadi foto aku, yah?" ujar Shania yang entah mengapa menghampiri Iyus.

Selanjutnya, setelah ada beberapa friksi sebentar, Shania akhirnya melengos begitu saja. Foto komplet wajah Shania terpaksa harus dihapus oleh Iyus karena itu yang terbaik. Bisa berabe urusannya, jika sempat ketahuan manajemen JK Group. Bisa-bisa Iyus dilarang menonton di dalam theater kesayangannya tersebut. Yang Iyus dapatkan itu hanyalah foto punggung Tania saja. Itu juga diambil benar-benar secara rahasia. Dijamin yang bersangkutan tidak mengetahuinya.

Kata-kata member JK Group Generasi Pertama itu memang sederhana. Namun, sangat membekas di kepala Iyus. Yah, segitu mengidolakannya seorang Iyus akan sosok Tania, yang kabarnya terpilih menjadi center di Kokoro no Posuto. Bagi Iyus, seorang Tania itu bukanlah sekadar oshimen. Jika ada film yang berjudul "Bintang yang Bukan Main", maka seorang Tania itu bagaikan gemerlapnya bintang-bintang di gelapnya malam. Member di Tim J itu sudah menjadi salah satu inspirator dalam kehidupan Iyus yang Iyus rasa begitu-begitu saja.

"Anjrit, mimpi apa gue satu hari sebelumnya?" seloroh Iyus menggelengkan-gelengkan kepala. "Seriusan, gue--malam sebelumnya--yang gue mimpiin itu Riska Zain. Eh, yang ketemu malah oshi gue sendiri. Ih, wow banget nggak, sih, Bro."

Ivan tertawa di ujung sana. Iya, Iyus sedang menelepon temannya yang tinggal di Surabaya.

"Kenapa ketawa, Kawan?" tanya Iyus terkekeh-kekeh.

"Serius, Bro, ketemu si Tania itu?"

"Dua rius malah. Ngapain gue sampai nelpon lu, kalau gue cuma ngimpi doang. Mending tidur, dah. Gue sengaja nelepon lu, karena butuh teman untuk berbagi rasa suka cita gue ini."

"Halah, bahasa lu, Bro. Dasar penulis nggak jadi!"

"Yeee, lu, dasar!"

"Ntar kirimin lewat Line, foto lu sama Tania itu. No pict is hoax."

"Nggak sempet, Bro, foto-foto. Lagian, gue yang disamperin yang bersangkutan, dan dia ngedeketin gue cuma mau minta gue hapus foto aja. Lagian, bukannya nggak boleh foto bareng member di luar ballroom?"

"Cerita lu, nih, beneran kayak dongeng. Masa nggak ada bukti foto sama sekali? Seorang Iyus juga gitu, loh. Instagram-nya aja penuh foto-foto jepretannya yang menurut gue, keren abis."

"Hahaha, thank you, thank you. Tapi, ada sih sebetulnya fotonya. Tapi bukan gue sama Tania. Waktu Tania melipir gitu, gue sempetin foto candid dia. Kelihatan punggung Tania aja. Masih mau lihat?"

"Punggungnya Tania juga nggak apa-apa. Yang paling penting, ada bukti foto. No pict is hoax, Brother."

"Bentar, nanti gue pasti kirim foto punggung Tania. Seingat gue, waktu gue ketemu dia, dia pake tanktop warna hijau sama kardigan warna biru dongker di atas. T'rus bawahannya, dia pakai celana jins sama sepatu Convert."

Tanpa pikir panjang, di sela-sela menelepon Ivan, Iyus menyempatkan untuk menuju galeri foto dan mengirimkan foto Tania yang kelihatan punggungnya saja. Sesuai dengan penggambaran Iyus tadi. Untuk atasan, Tania mengenakan tanktop warna hijau dan kardigan warna biru dongker. Untuk bawahan, cukup percaya diri dengan celana jins dan sepatu Convert. Foto itu lalu sungguh terkirim ke Ivan.

"Ini beneran Tania?" tanya Ivan yang sepertinya sudah menerima data foto tersebut. "Lebih mirip cabe-cabean."

Lihat selengkapnya