Tak Sambat

Nuel Lubis
Chapter #85

Minami Kawahashi, I'm Sorry!

Halo, para pembaca "Tak Sambat", masih ingat Brian Hendarawan? Itu, loh, weaboo favorit kita, yang berpacaran dengan Helen, yang pernah mengikuti audisi JK Group. Bagaimana kabarnya dia sekarang?

Brian baik-baik saja. Masih tetap berpacaran dengan Helen. Walaupun demikian, Brian sepertinya sedikit memperhatikan apa yang diutarakan oleh ayahnya, yang memiliki usaha rumah makan Chinese Food. Mundur sedikit, boleh?

***

"Tadi Papa sudah bilang, Papa sudah tua. Kamu masih punya dua orang adik lagi. Belum lagi, kamu itu anak sulung. Ingatlah tanggung jawab kamu sebagau seorang anak sulung, Brian. Mana kamu kuliah di Sastra Jepang. Nggak usahlah ketinggian punya mimpi. Yang sedang-sedang saja. Papa senang banget kamu bisa pindah fakultas ke Akuntansi. Begitu lulus, coba jadi akuntan publik dan belajar cara bikin PT atau CV. Bikin rumah makan Chinese Food ini gede, Bri."

"Iya, Pa."

"Yah, sudah, kamu pikir-pikir saja dulu kata-kata Papa barusan. Papa tunggu jawaban dari kamu. Kalau mau pergi, yah, hati-hati. Alangkah bagusnya lagi, kamu putuskan pacar kamu itu."

"Kok gitu, Pa? Emangnya pacarnya aku salah apa?"

"Nggak ada salah. Papa cuma minta kamu coba realistis. Mending kamu fokus kuliah dan kembangin usaha kita ini. Yah, sudah, Papa balik ke bawah lagi. Renungin saja dulu kata-kata Papa hari ini. Hati-hati kalau mau pergi."

***

Brian sedang berada di sebuah tanah kosong yang tak jauh dari rumah sekaligus tempat usaha keluarganya. Ia menenteng kantung kresek yang berisi pernak-pernik AK Group Kingdom, yang kebanyakan berisi photopack (dan, kebanyakan lagi pula, itu berupa photopack Minami Kawahashi, oshimen Brian di AK Group). Brian coba mengintip ke dalamnya. Dada ini terasa sakit. Air mata mulai mengalir. Baru kali pertama ini, Brian merasakan beratnya harus melepaskan sesuatu yang sangat ia sayangi. Namun, ini harus dilakukan demi sesuatu lainnya yang lebih disayangi Brian.

Pilih mana? Minami Kawahashi atau Helen, kekasihnya? Brian sekonyong-konyong menelan saliva. Kedua mata Brian mendadak berkaca-kaca, yang bahkan lebih bening dari kristal. Ia pun sesenggukan.

"Minami-ku," isak Brian yang masih sesenggukan. "Kita kayaknya harus berpisah. Helen mergokin aku nyimpen fotomu di dompet aku. Masa dia nggak suka aku nyimpen foto oshi sendiri di dompet aku? Kebangetan banget sih dia. Padahal aku nggak pernah larang-larang dia cium-cium CD-nya Suju. Lah, kenapa aku nggak boleh nyimpen fotomu di dompet aku?"

Lihat selengkapnya