Sepertinya Iyus harus menunda niatnya untuk coba sekali lagi memasang Warcraft di laptop. Tadi siang ia pergi ke Ratu Plaza demi mencari kepingan cakram permainan digital tersebut. Tak mahal juga. Ia tadi menebus permainan God Of War itu dengan harga Rp 45.000. Sudah begitu, bonus film porno pula. Iya, begitu pulang dari Ratu Plaza (dan, tadi sempat ke fX untuk sekadar melihat jadwal beberapa member JK Group), Iyus sempat menyetel salah satu CD. Eh, tahunya salah satu CD berisi film porno versi animasi Jepang.
Kesal? Tidak juga. Sejujurnya, itu baru saja menjadi pengalaman pertama Iyus melihat adegan sepasang laki-laki dan perempuan beradu nafsu birahi di atas ranjang. Keinginan tersebut, yang sudah dimulai sebetulnya sejak masih kelas sepuluh. Sayangnya, Tuhan sepertinya menjaga Iyus tetap kudus. Kesucian Iyus terus dipegangi yang maha kuasa.
Iyus masih ingat bagaimana dirinya coba mengintip ponsel temannya yang sedang menonton video porno 3GP (yang biasanya berukuran kecil, gambarnya buram, dan suaranya itu, yang membuat nafsu syahwat memuncak). Temannya itu mendadak memelototinya dan berkata, "Huss, huss, nggak cocok lu, nonton beginian. Lu lebih cocok nonton Lola the Adventurer."
Iyus, saat itu, langsung menggigit jari. Saking terjebak dalam rasa kecewa dan kesal yang cukup mendalam, ia makin membenamkan diri dalam buku paket. Dibacanya berulangkali sejarah terbentuknya negara Amerika Serikat. Tak ayal Iyus hafal sejarah dan seluk-beluk Amerika Serikat melebihi warga negara Amerika Serikat sendiri. Guru Sejarah terheran-heran dan bertanya apakah Iyus memiliki darah Amerika Serikat. Iyus lalu menggeleng dan asal menjawab, "Saya begitu cinta dengan negara Amerika Serikat, Pak. Berharap suatu hari nanti bisa ke New York dan ketemu Samantha Gimenez. Syukur-syukur bisa nikah sama atau cewek yang mirip-mirip Samantha Gimenez."
Pak Guru Sejarah itu langsung tertawa terbahak-bahak. Celetuk guru Sejarah-nya, "Amin, Iyus. Semoga bisa ketemu jodohmu di Amerika Serikat."
Ah, Samantha Gimenez, yah, Iyus lalu menghela nafas dan memperhatikan wallpaper komputer jinjingnya. Iyus menyenandungkan salah satu lagu Samantha Gimenez.
Entah kenapa Samantha Gimenez selalu membuat Iyus teringat wajah seorang perempuan. Mungkin perempuan ini cinta pertamanya. Namun, Randy, bloger yang seorang guru, bilang ke Iyus, itu namanya cinta monyet. Ujar Randy dalam satu sesi obrolan Facebook, "Hahaha, iya, itu namanya--yang Iyus alami--cinta monyet. Cinta ala monyet-monyet yang suka nangkring di atas pohon. Cinta yang nggak serius. Cuma main-main aja. Naksir-naksiran biasa aja. Cuma kita aja yang tahu."Cinta ala monyet-monyet yang suka nangkring di atas pohon. Cinta yang nggak serius. Cuma main-main aja. Naksir-naksiran biasa aja. Cuma kita aja yang tahu."
Saat Iyus mengetahuinya, ia sebetulnya tersinggung. Masa ia disamakan dengan kera? Eh, ini siapa yang dimaksud?
Yah, benar, perempuan itulah yang dimaksud. Becky alias Rebeka Tania Julia.
Iyus kini sedang membuka akun Facebook dan mencari akun Becky. Sebetulnya tadi Iyus sudah melakukannya di warnet. Namun, rasa-rasanya akun bernama lengkap 'Rebeka Tania Julia' itu bukanlah Becky yang ia cari. Iyus sekonyong-konyong teringat Becky yang ia taksir selama sekian tahun itu sepertinya memiliki nama belakang. Tambahan lagi, hasil pencariannya itu terdapat lima akun dengan nama "Rebeka Tania Julia'. Kelima-limanya sudah memiliki kekasih. Bahkan salah satu akun menuliskan di profil 'sudah menikah' yang dilengkapi dengan foto dirinya sedang mengenakan gaun pernikahan.
"Kayaknya nggak mungkin yang ini." desis Iyus yang mulai lelah mencari. "Becky juga sebaya sama gue. Masa di usia di bawah dua puluh tahun udah nikah aja? Nggak percayalah gue. Kayaknya Becky bukan tipe cewek yang pengin nikah muda."