"Lu aneh banget."
"Aneh kenapa?"
"Lu udah punya pacar sekarang, tapi tetap aja demen sama girlband."
"Idol group, Bro, bukan girlband."
"Iya, iya, idol group. Yang penting, kan, maksud gue itu, kenapa masih demen nonton cewek-cewek yang nge-dance sambil nyanyi? Nggak takut pacar lu cemburu apa?"
"Hahaha, slow Bro, Helen udah maklum sama hobi ngidol gue."
"Serius lu, cewek lu nggak keberatan? Dia udah tahu isi folder hape lu, banyak foto cewek cakep?"
"Yang itu, belum, sih, Yus. Jangan sampai ketahuanlah."
"Wah, parah, lu, Bro. Cewek mana yang tahan cowoknya hobi nyimpen foto cewek-cewek cakep."
"Jomlo diem aja, deh. Jomlo kayak lu mana paham seluk-beluk orang pacaran."
Sekonyong-konyong Iyus bersin-bersin di tengah-tengah sedang mengobrol via Facebook dengan Brian, teman sesama penggemar JK48. Di balik bersinnya tersebut, terkandung wajah seorang perempuan yang akhir-akhir ini Iyus sedang merindu berat. Dengan Becky, tentu saja. Yang lalu, mendadak saja ia terbayang pula kejadian saat ia masih SD.
"Selamat yah, Ky, udah menang acara kuis Riang Irama. Kan, susah tuh acara kuisnya. Aku aja suka salah nebak judul lagu."
"Iya, sama-sama, Iyus. Tapi, nggak susah-susah banget sih sebetulnya."
"Hadiahnya mau kamu apain? Pasti disuruh nabung sama Papa-Mama kamu, yah."
"Sebagian, sih. Karena Mama bilang, aku boleh pakai sebagian. Aku ada rencana mau rayain ulang tahun aku di restoran Jepang. Bentar lagi aku ulang tahun, Yus. Nanti datang, yah."
"Pasti aku datang."
"Eh, kamu niat banget main ke rumah aku pakai sepeda. Rumah kamu memang di mana?"
"Di sana. Kita kan masih sekomplek, Ky. Cuma beda blok aja. Kamu di AE, aku di BA. Tapi, kalau kamu pergi syuting atau ke mana gitu, aku suka lihat mobil Papa kamu yang Kijang itu."
"Wah, kamu, yah. Nge-fans sama aku, yah. Kalau gitu, kenapa nggak coba sapa aku? Aku kan nggak galak orangnya. Eh, mau masuk ke dalam rumah, nggak? Pasti haus, udah capek-capek gowes sepeda ke sini."