Inilah kondisi terkini dari seorang laki-laki yang belum genap dua puluh di depan layar komputer dan di tengah jam dua belas siang. Tanpa pernah peduli para pengunjung warnet yang sedang menggunakan komputer dengan suara bising yang membabi-buta (karena rata-rata dari mereka itu pemain), Iyus masih tetap asyik dengan kesibukan baru yang dimulai sejak dua minggu lalu. Apalagi jika bukan terus menyelidiki gebetannya sampai rasa penasarannya terpuaskan. Di saat itulah, sekonyong-konyong ponselnya berdering.
Iyus melihat layar ponsel sekilas. Ternyata dari sepupu jauhnya yang seorang artis, Stella.
"Halo, Kak Stella," ujar Iyus yang segera bangkit dari tempat duduk dan bergegas keluar ruangan warnet. Tak lupa, Iyus mulai mengambil sebatang rokok dan langsung membakarnya.
"Kamu lagi di mana, Yus? Berisik banget!" keluh Stella.
"Tumben Kak Stella nelpon aku. Eh, kata Mama aku, Kak Stella balik ke Amrik lagi, yah."
"He'eh. Ada kerjaan lagi, Yus, kayak biasanya. Kamu lagi di warnet tadi?"
"Iya, lagi di warnet."
"Tante benar, yah, soal kamu. Sekarang kamu nyambi di warnet. Aduh, Yus, kenapa nggak mau kuliah sih?"
Iyus tertawa, walaupun cukup risih dengan bentuk pertanyaan dan caranya ditanyakan. "Ada pertimbangan-pertimbangan pribadi, Kak. Makanya sempat nganggur dulu setahun. Tapi, sekarang baru mau cari kampus buat kuliah tahun ini."
"Tante bilang ke Kakak, kamu ngebet pengin jadi penulis."
Iyus mulai uring-uringan. Kenapa ibunya itu sering bermulut bocor?
"Iya sih, Kakak akui kamu memang jago nulis. Sampai sekarang Kakak masih sering baca blog kamu, Yus. Tapi, mending kamu nulis sambil kuliah. Memangnya kamu sudah ada naskah dan siap kirim ke penerbit?"
"Ada, sih, Kak."
"Coba kirim ke e-mail Kakak. Kakak mau baca. Eh, sudah lama Kakak nggak dengar curhatan kamu, Yus. Hahaha."
Iyus ikut tertawa pula dan seenak jidat memberikan jawabannya. "Kamu kan udah punya pacar, Kak. Aku nggak mau jadi nyamuk di antara kamu sama Bang Arik. Lagian aku ini cowok. Harus kuat jalani hari-hari tanpa curhat."
"Hahaha, apaan sih kamu? Nggak ada hubungannya, tauk. Kamu itu adik sepupu aku. Arik baru sebatas pacar. Kapan pun kamu mau curhat ke aku, aku selalu welcome."
"Thank you very much, Kak."
"Ya udah, itu urusanmu mau jadi penulis buku. Kakak dukung, kok. Kamu masih pengin bisa kayak Raden Miko, yah? Dia, kan, penulis idolamu?"