"Gimana dengan perkembangan hubungan lu sama cewek namanya Becky yang kata lu, pernah tinggal di Kanada itu?"
Begitu Bang Raja berkomentar seperti itu, Iyus teringat akan momen di masa kanak-kanaknya. Tentang ia dan Becky alias Tania.
***
Acara "Tamiya Goes Around" itu diselenggarakan di sekolah Theresa. SD tersebut bekerjasama dengan CTR, sebuah stasiun televisi, dalam penyelenggaraan turnamen tamiya. Pesertanya tidak harus dari sekolah Theresa. Yang bukan murid dari SD Theresa pun diizinkan ikut.
Ramai juga acaranya. Sudah jam 08.30 pagi. Namun, sekolah itu sudah didatangi oleh khalayak ramai, yang entah datang dari mana saja. Sepertinya acaranya pun akan segera dimulai.
Seorang gadis cilik berambut panjang sebahu baru saja selesai dirias. Si gadis cilik mengenakan pakaian serba hitam. Ia mengenakan bando berwarna merah muda dan kini berdiri di hadapan seorang cameraman. Kamera itu belum dalam keadaan on. Sebelum mulai bercuap-cuap, gadis cilik itu harus mendengarkan pengarahan dari seorang perempuan dewasa.
"Ini teksnya, Tania, yang kamu harus baca di depan kamera. Kalau bisa, dalam sekali kesempatan. Jangan kelihatan lagi baca teks juga, yah, Tania." kata si perempuan dewasa yang agak gendut.
Gadis cilik bernama Tania itu mengangguk-angguk. "Tapi, nggak harus sama persis, kan, kata-katanya, Kak?"
"Improvisasi maksudnya?" tanya si perempuan dewasa.
Tania mengangguk. "Iya, itu maksud aku."
"Tapi, jangan terlalu beda banget sama yang tertulis di teks."
"Beres, Kak."
"Oke, siap, yah,"
Setelah mendapatkan komando, kamera juga sudah dalam kondisi on, Tania mulai bercuap-cuap.
"Halo, mentemen semua, udah pada siap, kan, mainin tamiya-nya masing-masing. Duh, kece banget sih tamiya-tamiya kalian. Jadi, pengin punya satu, deh. Nanti Tania pinjem, boleh dong satu tamiya kalian. Tania kan pengin coba main tamiya juga."
"CUT!"