Lapo Panjaitan makin lama makin ramai. Di saat sedang ramai, ibunya Bang Raja pasti muncul. Tak hanya ibunya Bang Raja, Amangboru Ronald dan Grace pun hadir. Untuk kali pertama, Iyus melihat pacarnya Bang Raja. Sekonyong-konyong Iyus teringat kembali dengan Becky gebetan hampir abadinya.
Langit di luar lapo pun tampaknya makin kekurangan cahaya. Itu hal wajar. Sudah di atas pukul lima sore. Mau mendekati Maghrib. Jalanan di depan lapo dan tempat-tempat kuliner lainnya makin dipadati kendaraan bermotor. Ruas jalan yang akan Iyus lewati pastinya akan menjadi medan yang cukup berat untuk dilewati.
Iyus memandangi kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang di sekitar tempat kuliner yang berlokasi tak jauh dari gedung MPR tersebut. Kepalanya mulai pusing. Kalau sudah begini, harus pintar mengakali kondisi kemacetan kota Jakarta dari rentang jam tiga hingga jam delapan malam. Karena Iyus mengendarai motor bebek, tidak boleh berhenti agak lama di satu titik. Harus berkelok-kelok. Selip sini, selip sana.
Iyus kaget. Ada yang menepuk punggungnya. Ternyata itu Bang Raja. Bang Raja tersenyum sambil menyerahkan kantung plastik berisi tamiya.
"Yus," kata Bang Raja yang masih tersenyum.
"Heh," balas Iyus yang ikut tersenyum.
Bang Raja mengeluarkan dompet dari saku belakang celana jins. Ia mengeluarkan empat lembar uang Rp 100.000. Diserahkannya uang Rp 400.000 tersebut, kepada Iyus.
"Buat apa, Bang?" tanya Iyus mengernyitkan dahi. Dalam hati, ia sudah tahu itu untuk apa. Ia tahu sahabatnya itu orangnya berbeda dari orang-orang Batak lainnya. Bang Raja cukup welas asih orangnya. Perlahan-lahan Iyus teringat saat Bang Raja memilih untuk membayar sepiring nasi uduk dari seseorang yang main kabur begitu saja.
"Dua ratus dari gue. Dua ratus lagi dari Kevin. Tadinya, gue juga enggan mau bayarin tamiya lu, Yus. Kan, udah lu rakit. Tapi, katanya Kevin, dia kasihan aja. Tampang lu melas, sih." kata Bang Raja yang diakhiri dengan tawa.
"Sial!" sembur Iyus nyengir.
"Dua ratus lagi dari gue." ucap Bang Raja yang langsung menarik kantung plastik berisi tamiya tersebut "Gue pikir-pikir lagi, biarlah uang Kevin masuk ke dompet lu sebagai transaksi tamiya antara dia sama lu. Ntar juga mau dimodif sama dia, Audrey itu. T'rus, gue ngasih lu dua ratus ribu buat ngegantiin duit nyokap lu yang harusnya dipakai buat beli formulir pendaftaran mahasiswa baru. Maksud gue kasih lu dua ratus, gue mau lu kuliah aja nanti semester depan."