"Berapa, Bang?" tanya seorang pelanggan warnet.
Hari ini Iyus kembali menjadi operator warnet. Tampaknya ia belum berani menuruti permintaan Bang Raja yang menginginkan dirinya berhenti bekerja di warnet. Toh, ia sudah membeli formulir pendaftaran mahasiswa baru di salah satu kampus swasta di kawasan Jakarta Barat. Baginya, lebih baik seperti ini saja dulu. Sembari menunggu waktu penyelenggaraan tes masuk dan pengumuman hasil tes, ia menyibukkan diri di warnetnya Koh Hendrik.
Iyus mengalihkan pandangan dari layar komputer dan tercengang. "Elia?"
"Iyus?" seru seorang laki-laki berseragam khas seorang pekerja bank, tapi bukan berada di jabatan elit. Laki-laki itu berkacamata dan membawa tas di salah satu bahunya.
"Elia yang dari jurusan Akuntansi, kan?" tanya Iyus sambil menunjuk-nunjuk ke arah Elia.
Elia mengangguk dan berkata, "Lu ngapain di sini? Jangan bilang lu sekarang kerja di warnet?"
Iyus ikut temannya terkekeh-kekeh.
"Padahal di jurusan Akuntansi, gue ingat sering minta contekan sama lu, kan. Meski lu sering telat ke sekolah, lu itu pintar, Yus. Ortu berduit. Punya sepupu artis. Kenapa harus jadi operator warnet?" ujar Elia sembari jalan menuju meja operator. Elia memperhatikan apa yang tadi ditonton oleh Iyus. Ia terkekeh-kekeh melihat teman satu jurusannya itu masih sama seperti dulu. Masih saja menyukai JK 48, khususnya member bernama Tania.
Iyus berdiri dari bangku dan mengajak Elia keluar warnet. "Keluar bentar, Bro. Enaknya diomongin di luar. Nanti gue bayarin billing lu."
Elia terkekeh-kekeh dan menurut saja.
Iyus lalu meminta izin ke salah satu bocah. Bocah itu sering duduk tak jauh dari meja operator. Bocah itu pun sering diminta tolong menjaga warnet sementara Iyus atau Wawan sedang kelaur warnet sebentar. Si bocah yang entah berusia berapa memberikan acungan jempol. Iyus balas memberikan acungan jempol. Setelah itu, Iyus bergegas keluar warnet bersama teman SMA-nya, Elia.
Di depan pintu warnet, Iyus berkata, "Udah makan, Bro? Mau makan nasi uduk?"
"Yah, kalau dibayarin, siapa yang nolak. Oh iya, makasih udah dibayarin billing warnet, Yus." jawab Elia sembari berjalan mengikuti langkah Iyus.
Iyus menyerahkan sebatang rokok ke arah Elia. "Rokok?"
"Astaga, Yus, sejak kapan lu ngerokok?" tanya Elia terperanjat yang tak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Perasaan lu dulu itu cupu banget di kelas, selain suka datang telat. Banyak berubah lu semenjak lulus."
Iyus hanya terkekeh-kekeh dan mulai membakar rokok. Setelah membakar rokok untuk dirinya sendiri, ia membakar rokok untuk teman SMA-nya.