Tak Sambat

Nuel Lubis
Chapter #128

Pertemanan Berujung Lamaran

dan Sukrongan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok, supaya Tuhan tidak melihatnya dan menganggapnya jahat, lalu memalingkan murkanya dari pada orang itu."

Dalam selebaran yang Iyus temukan saat duduk di salah satu sofa empuk yang berada di kafetaria rumah sakit, ada tertulis sebuah ayat Alkitab. Yang diambil dari Amsal bab 24 ayat 17 dan 18. Yang entah mengapa Iyus malah teringat akan Arik, calon kakak iparnya.

Eh, Iyus ini kelak bisa disebut sebagai adik iparnya Arik, tidak?

Sebab, hubungan Iyus dan Stella itu sepupu jauh. Seperti yang sudah pernah diceritakan di bab-bab sebelumnya, Ibu Rena--yang notabene ibu kandung Iyus--merupakan saudara ipar Ibu Tieneke. Ibu Tieneke sendiri merupakan ibu kandung Stella dan Jason. Jika Arik benar-benar serius akan cintanya ke Stella, apakah Arik akan otomatis disebut sebagai kakak ipar Iyus Kurniawan?

Oke, abaikan. Anggap saja itu menjadi sebuah wawasan dan bahan perenungan selama membaca "Tak Sambat" yang sudah berlangsung hingga bab 128, dan pastinya akan terus berlanjut.

Iyus kembali memegangi selebaran yang entah itu punya siapa. Heran, deh, seserius begitu dengan sampah orang lain. Sekalian saja menjilat sisa Caramel Macchiato pengunjung sebelumnya, yang sebelum dibersihkan oleh pelayan kafetaria.

Begitu direnungkan isi selebaran tersebut oleh Iyus. Sembari membaca dalam hati, Iyus masih coba menelepon Arik. Apakah Arik balas dendam, sebab dari tadi belum diangkat-angkat?

Kali ini ganti Iyus yang menggerutu. Iyus mendumel sembari menyesap Hot Chocolate. Rasakan, Iyus. Lidahmu hingga kepanasan. Menggerutu itu memang kurang baik. Mungkin itu semacam teguran dari Tuhan agar lebih sabar, kurangi mengeluh, dan lebih simpati terhadap penderitaan orang-orang terdekat kamu. Terlebih kepada Arik, yang dulu itu pernah kamu ledek.

"Bang, angkat dong," gerutu Iyus sambil menyesap Hot Chocolate. Kali ini ia minum dengan hati-hati. Ia embuskan dulu hingga Hot Chocolate itu dirasa bisa dinikmati. "Malah sekarang lu yang susah dihubungin."

Padahal Iyus mau membantu Arik agar segera mendapatkan simpati dari Stella lagi. Juga, Iyus ingin memberikan nomor baru Stella kepada Arik, meskipun Stella sudah mewanti-wanti agar jangan dulu.

Sekonyong-konyong Iyus teringat akan momen tahun lalu. Dadanya terasa sakit. Ia baru sadar dirinya jahat sekali ke Arik saat itu. Tega nian dirinya menyakiti hati Arik dengan sok berkata Arik berhalusinasi, padahal sejak awal Iyus tahu hubungan percintaan Arik dan Stella.

***

"Mau tau aja? Atau, mau tau banget?"

"Asyem sampeyan. Yo, dijawab, toh, orang nanya."

Lihat selengkapnya