Tak Sambat

Nuel Lubis
Chapter #140

Laporan Dulu ke Mas Herry

Kali ini giliran staf JK Group itu yang tiba lebih dulu di kafe tersebut. Lagi-lagi, musik yang diputar itu salah satu lagu JK Group. Padahal Mas Herry tidak melakukan pemesanan terkait lagu yang akan diputar. Iseng sekali pengelola kafe tersebut. Mentang-mentang, si empunya kafe kenal secara akrab dengan Mas Herry.

Cindy Montolulu langsung duduk di bangku kosong di seberang Mas Herry. Nafasnya terengah-engah. Dahinya berkeringat. Langsung saja gadis itu mengambil tisu basah dari dalam tas tangannya. Ia segera menyemprotkan parfum ke sekujur tubuhnya, khususnya ketiak.

Mas Herry terkekeh-kekeh dan berkata, "Aku udah pesenin duluan buat kamu, Cintaku. Kayak biasanya, jus alpukat sama nasi goreng telur ceplok. Meski cuma di dalam mimpi, kesengsem berat kamu sama dia, Cintaku di Rumah Susun."

Cindy Montolulu tidak menjawab. Ia menyesap jus alpukat. Berhati-hati ia minum, karena takut tersedak.

"Santai, Cinta, santai," ucap Mas Herry terkekeh-kekeh lagi. "Nyebut, gih. Minumnya kayak lagi puasa aja. Belum bulan puasa."

Cindy Montolulu tertawa. Benar saja, ia langsung tersedak. Cegukan beberapa kali.

Mas Herry langsung bergerak sebentar ke arah Cindy Montolulu. Ia mengelus-elus bagian tengkuk Cindy. Setelah Cindy agak baikan, Mas Herry duduk di bangkunya lagi.

"Jadi, gimana?" tanya Mas Herry mengedipkan sebelah mata. "Nge-date kamu sama dia, gimana? Asyik? Senang, dong, masih jadi member, dan masih hijau hitungannya, udah dikasih kesempatan buat nge-date sama lawan jenis. Terakhir staf kasih kesempatan, itu ke Nelly. Dan, biar kamu tahu aja, duh, rempong, deh. Fans-fans itu susah banget ditenangin. Apa susahnya tinggal dukung JK Group tanpa mengusik-usik kehidupan pribadi member dan staf? Waktu itu, Cinta, kita hampir sulit dapetin sponsor. Untungnya, di keluarga Koh Tino, banyak orang berpengaruhnya. Kalau nggak, bubar ini idol group. JK Group sudah lama punah dari kapan tahun."

Cindy Montolulu memilih untuk tidak menjawab. Ia mengangguk-anggukkan kepala. Ia minum lagi his alpukat tersebut.

"Makan, tuh, nasi gorengnya, Cinta," kata Mas Herry tersenyum.

Cindy Montolulu mulai makan nasi goreng. Telur mata sapi itu dimakan terlebih dahulu. Cindy ini senang sekali makan bagian kuning telur. Padahal, demi menjaga kondisi tubuh dan pita suara, Mas Boni, selaku koreografer, sudah mewanti-wanti Cindy agar mengurangi makan kuning telur. Cindy saja yang tetap membandel.

"Benar cowok yang namanya Iyus itu cowok dalam mimpi kamu?" tanya Mas Herry, yang ikut makan pula. Mas Herry melanjutkan menghabiskan Spaghetti Bolognese yang belum selesai ditandaskan.

Cindy Montolulu menjawab dengan mulut penuh, "Kurang tahu pasti, Mas. Cuma aku merasa aneh aja sama cowok itu. Andai benar dia, kok dia belum pernah cerita soal mimpi-mimpinya? Tapi, aku ngerasain ada yang aneh dalam diri ini."

"Yah, hati-hati aja, Cinta," ucap Mas Herry melotot. "Mulut laki, tuh, jangan terlalu dipercaya. Suka PHP mereka."

"Termasuk Mas Herry?" canda Cindy Montolulu nyengir. "Eh, Mas Herry cowok atau cewek, sih?"

Lihat selengkapnya