Makin lama makin menjadi. Maksudnya tentu saja pengelola kafe ini, yang berada di salah satu gedung perkantoran di DKI Jakarta.
Ups, saya selaku penulis novel Tak Sambat ini hanya mengingatkan bahwa latar waktu novel ini adalah tahun 2014-2015. Rencananya akan berlanjut hingga tahun 2016. Alhasil, jika ada pembaca merasakan suatu sensasi sedang bernostalgia, berarti saya berhasil. Terima kasih banyak!
Lagi-lagi, pengelola kafe ini memutar lagu JK Group. Ini kenapa, sih?
Mas Herry asyik menyenandungkan lagu JK Group yang diputar oleh pengelola kafe. Cindy Montolulu hanya terkekeh dan kembali melanjutkan aktivitas makannya. Entah nasi goreng itu terlalu enak, suasana kafe yang sangat nyaman, hingga hampir tiga puluh menit berada di kafe, nasi goreng itu belum selesai ditandaskan oleh Cindy Montolulu.
"Nyanyi, dong," ajak Mas Herry mengedipkan mata. "Lagu kita ini. Kemenangan untuk JK Group. Kafe yang sering didatengin para eksekutif muda Jakarta, muterin lagu kita. Kamu itu bagian dari JK Group, Cinta. Banggalah dengan tempat kerjamu. Memangnya kamu anggap apa JK Group itu, hayo?!"
Tanpa sengaja Cindy Montolulu tersedak. Ia tertawa di tengah-tengah lagi mengunyah. Tergesa-gesa ia minum jus alpukat.
"Cinta, hati-hati makannya," ujar Mas Herry. "Kalau makan dihabisin, yah, Cinta. Kan, kamu sendiri yang nge-tweet gitu. Seluruh fans tahu, loh. Mereka nyangkanya tweet itu buat cowok. Hahaha."
Cindy Montolulu spontan menekuk bibir. Ia mengunyah dengan cara yang aneh. Berisik sekali. Melihat adanya perubahan cara makan Cindy, Mas Herry tertawa terbahak-bahak.
"Eh, Cinta, Cinta," ucap Mas Herry yang mencolek tangan Cindy Montolulu. "Cerita, dong, waktu itu ngapain aja. Doi pegang tangan kamu? Dirangkul? Duh, kapan, yah, terakhir gue pacaran? Sama cowok apa cewek? Hahaha."
Cindy Montolulu tertawa lagi. Ia mengunyah dengan hati-hati. Setelah selesai mengunyah, ia coba menceritakan apa saja yang terjadi sabtu itu. Yang bersama dengan salah seorang penggemar JK Group berkulit agak gelap, tapi keturunan Tionghoa.
"Sekali-kali, sering nyanyiin lagu JK Group, dong, Cinta," pinta Mas Herry. "Jangan nyanyiin lagu-lagunya Tanya Sleigh terus. Dibayar juga nggak sama manajemennya Tanya Sleigh. Mending sering nyanyiin lagu-lagunya JK Group. Kamu, teh, dibayar, Cinta."
"Oh, gitu, yah, Mas," balas Cindy Montolulu mengunyah makanan. Lucu sekali Cindy Montolulu saat sedang mengunyah makanan. Kedua pipinya mendadak seperti ikan maskoki. Menggemaskan sekali. Apa karena ini pihak JK Group meloloskan Cindy Montolulu? Pipi-pipi Cindy Montolulu yang sedikit tembam ini memang bagaikan suatu daya tarik tersendiri untuk siapa saja yang memandanginya.
Selain Cindy Montolulu yang berpipi tembam dan bergingsul, Mindy yang berasal dari generasi kedua, konon terpilih sebagai member karena wajahnya yang loli. Seperti maido-maido di maid cafe yang berada di Tokyo.