Iyus mengernyitkan dahi saat mendapati temuannya. Ini sangat berharga sekali. Bahkan lebih berharga daripada memergoki member JK Group kedapatan jalan dengan lawan jenis. Namun, apa tega dirinya melaporkan itu ke Stella?
Seorang pria kurus dan sedikit lebih tinggi dari Iyus sedang duduk di salah satu bangku sebuah gerai cepat saji. Tak sendirian. Pria itu bersama seorang wanita berwarna kulit sawo matang. Agak gelap, tapi sedikit lebih terang. Pokoknya, wanita ini berkulit eksotis. Wajahnya cukup manis seperti layaknya wanita-wanita yang hidup di Yogyakarta atau Solo. Cukup berbeda dengan wanita yang menjadi pasangan resmi si pria.
Iya, kelihatannya si pria tak setia. Terlihat adegan perselingkuhan ala FTV-FTV yang sering tayang sebelum azan Ashar. Yang biasanya Iyus lihat di FTV melalui YouTube atau situs streaming lainnya. Kali ini pertunjukan langsung. Baru kali ini Iyus melihat aksi perselingkuhan. Sungguh ini menyayat jiwanya yang jomlo. Mana yang diselingkuhi itu kakak sepupunya.
Iyus menggelengkan kepala. Ia sudah siap memotret dengan ponsel cerdas. Namun, si pria cukup tanggap. Entah mengapa insting si pria cukup tajam. Tanpa sepengetahuan si wanita selingkuhannya, si pria mengetahui keberadaan si pria. Si pria lalu meminta izin ke toilet. Yang sebenarnya si pria ini coba menghampiri Iyus. Iyus segera berjalan cepat. Dikejar oleh si pria. Mau ke mana Iyus melipir, terkejar juga.
Pria itu adalah Arik Sutiawan dan segera berkata dengan paniknya, "Iyus, kan?"
Iyus terkekeh-kekeh. "Hehehe... Bang Arik?"
"Ketemuan juga aku karo sampeyan," kata Arik. "Eh, sing tadi iku, ndak koyo kamu bayangin. Percoyo karo aku."
"Oh," balas Iyus mengangguk-anggukkan kepala. Ia nyengir dan serasa tidak percaya. "Belum gue foto juga, kok. Nggak akan gue kasih tahu ke Kak Stella."
"Ojo, lah, Yus," rengek Arik. Arik bahkan sampai memegang erat sebelah tangan Iyus. "Ojo ngomong-ngomong ke Stella. Ndak ada selingkuh-selingkuh. Cewek iku ora siapa-siapanya aku. Mung temen. Ndak lebih. Ayolah, iso aku ajak kerjasama."
"Iya, cuma teman, cuma teman," sahut Iyus agak malu. Beberapa pengunjung memperhatikan. "Lepasin dulu tangan gue. Apaan sih? Gue masih cowok tulen, Bang. Dan, jangan kayak anak kecil gitu. Gue juga nggak ngurusin masalah lu. Gue ke fX karena ada keperluan."
Arik spontan melepaskan pegangan tangannya. Ia pun ikut malu. Langsung saja, ia menyahut kepada pengunjung-pengunjung fX Sudirman yang berlalu lalang, "Saya dudu gay. Sumpah tak kewer-kewer, isih demen perempuan, karo wis punya bojo. Bojone saya cakep kabeh."
Jika dipikir-pikir, apa peduli beberapa pengunjung fX Sudirman dengan pengakuan seorang Arik Sutiawan, CEO PT SSS (Sutiawan Sejahtera Selalu), yang salah satu anak perusahaannya adalah sebuah rumah makan soto. Meskipun itu juga baru satu-satunya. Rencananya Pak Andi berencana untuk membuka usaha lainnya. Salon kecantikan, contohnya. Lia, anak keduanya Pak Andi, sangat dan cukup fasih merias wajah.
Omong-omong Iyus berada di fX Sudirman demi kepentingan apa yang menimpa dirinya tadi subuh. Dasar laki-laki remaja yang tidak berpikir matang-matang. Digertak oleh salah seorang penggemar yang tak jelas asal-usulnya, ia malah menurut saja bagaikan kerbau dicucuk hidungnya. Padahal Cindy Montolulu sudah memperingatkan agar tidak pergi. Iyus ngotot akan keluar rumah.
"Kuyang," kata Cindy Montolulu dalam sebuah komunikasi antar ponsel. Kali ini hanya suara dan bukan video call. "Ayolah, kamu di rumah aja. Pentingin aku juga. Nggak usah kamu ladenin fans yang neror kamu. Cuekin aja. Lihatlah ke arah aku aja."
"Kata siapa aku ke fX?" kata Iyus berbohong. "Bacin percaya, yah, sama aku."
"Nggak bohong, kan, kamu?" tanya Cindy Montolulu yang tidak percaya. Namanya juga perempuan. Intuisi perempuan selalu lebih tinggi daripada laki-laki. Tanpa diucapkan, seorang perempuan bisa mengetahui pasangannya berbohong apalagi selingkuh.