"Kita nggak melarang lu mengkhayal bisa pacaran sama member. Gue juga punya khayalan sendiri kelak bisa nikah sama Nelly, kaptennya JK Group. Yah, tapi khayalan tingkat tingginya dikondisikan dulu, lah. Jangan demi khayalan tingkat tinggi bin gila lu itu malah bikin runyam situasinya." ujar Ivan Persie menunjuk-nunjuk wajah Iyus.
"Emang lu pikir Cindy Montolulu mau apa sama lu, Buluk?" semprot salah seorang penggemar yang spontan meninju ulu hati Iyus.
Yang lain pun menimpali, "Rasain, lah. Biar sadar diri. Biar tahu diri. Makanya, jangan cari kesempatan dalam kesempitan, Bro."
Saat itu, Iyus merasakan sakit yang luar biasa. Hampir saja keseimbangan tubuhnya ambruk. Akan tetapi, ia malah tidak ambruk. Ia hanya memegangi perutnya dengan wajahnya yang seperti orang ngeden saja. Bahkan hingga sekarang, di mana ia sudah berada di dalam kamar, rasa sakit itu masih menghantuinya.
Ah, situasinya makin memanas. Seharusnya Iyus tidak gegabah. Ia tidak seharusnya menceritakan hubungan rahasianya dengan Cindy Montolulu ke Bang Raja apalagi Brian. Terutama ke si Wibu Brian itu.
Iyus tidak langsung mandi dulu. Namun ia memang jarang mandi sebetulnya. Lebih sering ia mandi satu kali. Itu pun sudah sejak masih sekolah. Begitu pulang sekolah, ia hanya berganti pakaian menjadi pakaian kasual seperti kaus dan celana pendek. Baru mandi ketika ia akan berangkat sekolah. Kebiasaan itu berlanjut hingga hari ini.
Di atas tempat tidur, Iyus masih merebahkan diri. Masih pula ia memijat-mijat kening. Sesekali ia menarik nafas panjang-panjang untuk kemudian diembuskan. Ponsel yang masih di tangan sebelah kiri, ia lirik lagi. Dibukanyalah akun Facebook miliknya dari aplikasi Facebook. Logged in.
Pecah rekor!
Ada hampir seribu, notifikasi yang masuk. Iyus malah tak berani membuka notifikasi itu satu persatu. Pasti itu berisi hal-hal yang membuat kepalanya semakin pusing. Bahkan mereka sampai berani mengirimkan Iyus pesan ke Messenger-nya.
Hah? Kirim pesan?
Iyus mengernyitkan dahi. Namun hanya ada dua pesan. Yang sampai seribu itu hanya notifikasi. Ternyata teror itu tidak sampai ke Messenger. Ia langsung buka. Ternyata itu dari Becky. Tertulis begini.
"Ternyata kamu tenar juga, yah. Sampai banyak yang kirim ke wall kamu. Haha. Eh, kamu kenal juga sama Cindy Montolulu?"
"Kenal?" desis Iyus semakin mengernyitkan dahi. Ia memijat-mijat dahinya kiri dan kanan.
Tok, tok, tok.
Suara pintu diketuk.
Iyus bangkit dari tempat tidur. Ponsel masih digenggam. Pintu kamar segera dibuka. Ternyata itu Ibu Rena. Cemas sekali pembawaan ibu kandungnya tersebut.