Tak Sambat

Nuel Lubis
Chapter #160

Dalam Bahan Pergunjingan Member-Member JK Group

Cindy Montolulu duduk agak jauh dari yang lainnya. Hari ini latihannya lumayan padat. Harus menghafalkan gerakan untuk tiga buah lagu. Padahal sebentar lagi mau ujian. Apa sanggup Cindy belajar sekaligus menghafal gerakan lagu?

Gadis berdarah Menado-Tionghoa itu mengeluarkan botol minuman berwarna ungu. Langsung saja ia minum teh yang berada di dalam botol ungu tersebut. Sembari minum, ia memejamkan mata dan terkenang momen itu lagi. Kencan pertama bersama penggemar kesayangannya.

***

Baik Cindy Montolulu maupun Iyus Kurniawan, keduanya saling menatap. Keduanya saling beradu denyut jantung. Tak satu pun dari keduanya yang menyantap makanan. Untuk Cindy Montolulu sendiri, memang pesanannya belum diantar. Sementara Iyus, ia baru saja menyelesaikan makanannya, yang lagi-lagi nasi goreng. Menjiwai sekali Iyus ini. Sampai-sampai ia masih coba menjadi laki-laki dalam mimpi Cindy Montolulu, yang senang makan nasi goreng dan minum jus alpukat.

Iyus memecahkan keheningan yang sudah berlangsung selama sepuluh menit lebih. Begitu terus sampai lagunya berganti menjadi Heavy Rotashon. Iyus berkata, "Se-sekolah kamu gimana? Kamu kelas berapa?"

Sebelum menjawab, Cindy Montolulu menelan air liur dulu. "Puji Tuhan, aku mau naik ke kelas sebelas rencananya. Kamu sendiri gimana?"

Iyus langsung menggaruk-garuk rambut. Haruskah ia menjawab, ia sudah lulus sekolah dan tidak kuliah nyaris selama setahun ini? Bahkan ia belum memberitahukan bahwa dirinya bekerja di sebuah warnet sebelumnya. Ia hanya bilang ada sepupunya yang menjadi artis dan dirinya bekerja di jajaran manajemen Stella.

"Eee..." kata Iyus yang mau tak mau harus mengaku. "...aku sudah lulus sekolah tahun lalu. Baru kepikiran kuliah tahun ini. Sempat menganggur beberapa bulan, Ba-bacin."

"Nggak nganggur, dong, istilahnya," kata Cindy Montolulu mengoreksi. "Kata Papa, itu yang namanya freelancer. Kamu, kan, bekerja sebagai asistennya sepupu kamu yang artis. Lagian, Ci Stella itu artis yang luar biasa, menurut aku. Senang, dong, bisa punya sepupu kayak dia. Kerja sama dia juga, malah."

Iyus tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Hahaha. Begitu, yah, Bacin. Yah, emang ada enaknya punya saudara artis. Kalau dia kedapetan tiket nonton gala premier gratis, kadang kita bisa kebagian juga."

"Oh," respon Cindy Montolulu tertawa.

Iseng sekali tangan Iyus. Padahal ini hanya sebuah permainan pacar pura-pura. Belum apa-apa tangan Iyus mencolek pipi Cindy yang tembam. Kapan lagi coba. Kesempatan itu jangan disia-siakan. Mungkin seperti itu pikiran Iyus. Tampaknya Iyus benar-benar mengagumi kecantikan wajah Cindy Montolulu. Selanjutnya, entah bagaimana ceritanya, bibir Iyus sudah mengecup pipi Cindy.

Si pelayan itu datang lagi dan berseloroh, "Eh, cie, udah panas aja, ceritanya. Nggak usah malu-malu. Di sini, mah, bebas. Nyosor aja, yah. Cipokan, gih."

***

Lihat selengkapnya