"Udah lama nunggu, Cindy?" ujar seseorang yang sudah Cindy Montolulu kenal secara akrab.
Sosok itu adalah Niken. Lengkapnya adalah Niken Christina. Dulunya Niken ini member JK Group. Satu generasi dengan Cindy Montolulu. Sama-sama generasi ketiga juga. Sayangnya, sepertinya ibunya Niken menyarankan agar Niken berhenti saja menjadi member JK Group. Konon, ibunya Niken cukup keberatan dengan pola latihan JK Group, yang menurut ibunya Niken, cukup keras. Padahal Niken sendiri tidak keberatan. Sebelum akhirnya memutuskan untuk mengajukan surat pengunduran diri, Niken baik-baik saja dengan pola latihan JK Group. Bagi Niken, itu belum seberapa dengan hasil yang akan ia dapatkan.
Cindy Montolulu tersenyum, kembali minum teh hijau yang tadi sudah dipesan. Ujar Cindy Montolulu, "Lumayanlah."
'Tumben ngajakin ketemuan," kata Niken yang langsung duduk dan memanggil pelayan. Niken segera memesan. "Eh, gimana kabar teman-teman generasi ketiga?"
"Baik, baik," kata Cindy Montolulu tersenyum. "Mereka pada baik-baik aja, kok."
"Jangan sering berantem sama Grace," kata Niken terkekeh.
Sementara itu, si pelayan itu pergi setelah Niken menyebutkan pesanannya.
"Kadang orangnya suka gimana gitu, si Grace itu," kata Cindy langsung cemberut, tapi langsung tersenyum. "Suka nggak jelas gitu, si Grace. Paling aneh sendiri ketimbang yang lainnya."
"Yah, walau gitu, Grace itu orangnya baik, Cindy."
"Iya, sih. Dari antara teman-teman satu generasi di generasi ketiga, paling cuma Grace, Sovia, atau Elena yang pengertian sama aku."
"Eh, aku turut prihatin, yah, sama kasus yang kamu hadapi. Emang gimana ceritanya?"
"Yah, gitu. Yang kamu lihat isunya di social media, yah, benar, lah."
"Yah, namanya juga berita simpang siur. Belum pasti benar juga. Di media-media infotainment, aku nggak nemu artikelnya."
Memang sengaja dibuat seperti itu. Pihak manajemen JK Group sudah berani membayar mahal agar tak ada satu pun media infotainment yang memberitakan kedekatan salah satu member dengan penggemarnya. Menurut rumor yang beredar, pihak manajemen takut reputasi yang sudah dibangun selama 1,5 tahun terakhir berantakan begitu saja.
Cindy Montolulu hanya mengangkat bahu dan nyengir.
"Paham, kok, aku, Cindy," kata Niken tersenyum. "Kalau masih kuat, terusin aja."
"Justru itu, Niken--" Cindy Montolulu takut-takut meneruskan ucapannya. "--karena itulah, aku ngajak kamu ketemuan di sini."