Tak Sambat

Nuel Lubis
Chapter #185

Bang Raja Beranjak ke Pelaminan, dan Kelanjutan Serial THE WRITER AND THE PAINTER

Saat hendak meletakkan helm ke salah satu spion motor, Iyus kaget bukan kepalang. Tiba-tiba sudah berdiri seseorang yang sudah lama tak ia jumpai. Orang itu Bang Raja Pandjaitan.

"Kangen gue, nggak lu?" tanya Bang Raja terkekeh, lalu memukul bahu Iyus. Di salah satu lengannya, terselempang sebuah tas agak besar.

Iyus nyengir. "Tumben ke sini. Ada apa? Biasanya nongkrong di lapo mulu?"

"Mau ngasih undangan," Tergesa-gesa Bang Raja menyerahkan sebuah kartu undangan pernikahan, yang tadi dia ambil dari tas tadi.

"Wuih, bentar lagi mau nikah," ujar Iyus terkagum-kagum. Ah, Iyus terkadang suka norak orangnya. Itu adalah ekspresi spontannya, yang tidak dibuat-buat.

Di tengah keterpanaan Iyus terhadap kartu undangan pernikahan dari Bang Raja tersebut, Iyus teringat akan seorang gadis. Kedua matanya langsung sembap. Mendadak nama-nama di undangan tersebut berubah drastis menjadi...

"Iyus Kurniawan dan Cindy Montolulu," desis Iyus spontan.

Bang Raja langsung tertawa terbahak-bahak. "Hahaha... oh iya, teman gue ini sempat pacaran rahasia sama member JK Group, yah. Eh, gimana, gimana? Masih ada kontak nggak?"

Iyus menggeleng. "Nyimpen nomornya masih, sih. Tapi, gue nggak berani hubungin dia."

Bang Raja spontan merangkul bahu Iyus. "Kalau dia cinta sejati lu, nggak akan pernah pergi jauh. Dia akan menghilang, mungkin. Tapi, pasti akan kembali suatu hari nanti."

Mendadak perut Iyus melilit. Dari membayangkan wajahnya Cindy Montolulu, mendadak terbayangkan wajah Wawan, pemuda Betawi yang gaya bahasanya berubah drastis saat sedang... entah apa istilah yang tepat, tapi jika sedang dalam mode berkharisma atau sedang berpikiran kritis, gaya bahasa Wawan berubah menjadi gaya bahasa seorang pujangga.

"Biasa aja, lah, wajah lu, Yus. Kayak lagi sama Wawan aja. Gue juga suka mulas perut gue, kalau dia ngomongnya sok daku-dikau."

"Hahaha..."

"Wawan masih jadi operator, kan?"

"Masih, masih."

"Lu?"

"Hehehe..." Iyus menggaruk-garuk rambutnya.

"T'rus, rencana kuliah lu?"

Kembali Iyus cengar-cengir tak keruan.

"Wah, parah,"

"Yang itu juga nggak diterima."

"Nggak niat cari kampus lagi?"

"Masih bingung, Bang."

Lihat selengkapnya