Tak Sambat

Nuel Lubis
Chapter #199

Menghargai Kenangan

Sudah pukul 19.00. Tentu saja waktu Indonesia bagian Barat. Sebab, pertunjukan JK Group yang dimulai sejak pukul 10.00 hingga sekarang, sudah pukul 19.15, diadakan di Sport Mall. Mal itu berada di kawasan Jakarta Utara. Jakarta Utara berada di wilayah yurisdiksi provinsi DKI Jakarta. DKI Jakarta masuk ke dalam zona waktu Indonesia bagian Barat.

Pertunjukan masih berlangsung. Kali ini, giliran Tim J, yang dikapteni oleh Nelly. Nelly ini yang dua tahun lalu, sempat ada skandal. Saat itu para penggemar JK Group mencak-mencak. Mereka ingin peraturan harus ditegakkan. Namun, sepertinya pihak manajemen memiliki rencana tersendiri. Bagaimanapun Nelly ini bisa dikatakan sebagai aset. Nelly adalah salah satu aset yang mana aset-aset ini bisa membuat JK Group bertahan di belantika musik Indonesia. Publik Indonesia sudah kadung mengidentikkan JK Group dengan dua member. Jika tidak Nelly, yah, Navila yang saat itu member termuda di JK Group. Jika tidak ada Nelly atau Navila, awam tidak akan tahu yang di atas panggung adalah JK Group.

Oh iya, Navila merupakan member termuda hingga detik ini. Bahkan, di Generasi Ketiga, belum ada member-member lainnya yang seusia Navila. Yang ada cerita lucu tentang Navila ini. Pernah member berstatus trainee seperti Niken, memanggil Navila dengan sapaan "Kak".

"Yah, elah," jawab Navila ceplas-ceplos. "Gue adek kelas lu, keleus. Masa iya Kak Niken manggil gue Kak Navila? Gue yang seharusnya manggil lu Kak. Nggak enak gue dipanggil Kak Navila."

Niken hanya menganggluk dan nyengir kaku. Jawabnya, "Tapi, kan, Kak Navila ini senior aku di JK Group. Aku nggak enak, lah, manggil kamu tanpa sapaan Kakak."

Arik spontan tertawa terbahak-bahak saat mendengar cerita Navila kepada Tania dan rekan-rekan sesama member Generasi Pertama.

"Ternyata ono cerita semenarik ini ning JK Group," desis Arik. "Lucu juga yang namanya Navila. Dan, iku sing nama'e Tania, beneran isih siswi SMA. Tinggi bener. Koyo anak kuliahan wae."

Adiknya, Dira, sedang izin keluar dari ruang pertunjukan untuk sekadar ke toilet. Pihak staf masih mengizinkan setiap penonton untuk keluar jika berhalangan, yang salah satu halangannya adalah buang air kecil. Dira meninggalkan Arik yang sebenarnya belum begitu familier dengan JK Group. Jujur, Arik memang bukan penggemar JK Group. Satu-satunya lagu JK Group yang Arik hafal itu hanyalah Heavy Rotashon. Sudah begitu Arik hanya tahu bagian hook-nya.

Hook itu bagian dari sebuah lagu yang membuat orang-orang yang mendengarnya akan terus teringat ke lagu tersebut. Yah, semacam racun dari lagu. Jika kita sebut judul lagunya, spontan akan teringat hook dari lagunya. Untuk kasus ini, hook dari Heavy Rotashon adalah:

"I want you, I need you..."

Arik hanya ingat lagu tersebut. Yang diingatnya hanya bagian itu-itu saja. Juga, bagian refrain tersebut mengingatkan Arik akan seseorang yang ia pernah kenal. Kalau tak salah, namanya Glen. Seorang pria gendut yang sama-sama lulusan fakultas Hukum. Dulu Arik meledeki Glen karena sisi wota Glen. Siapa sangka Arik seperti mendapatkan... apakah ini bisa disebut sebagai karma?

***

Di sebelah Arik, ada seorang pelamar kerja lainnya. Laki-laki, gendut, berkacamata, dan mengenakan setelan jas dan celana panjang yang serba hitam-hitam. Hanya kemejanya saja yang berwarna biru langit. Tadi si laki-laki gendut memperkenalkan diri sebagai Glen.

Tertawa. Iya, Arik tertawa kecil (yang tak berani tertawa terbahak, karena faktor situasi) memperhatikan kelakuan Glen. Entah apa yang didengar Glen, laki-laki gendut itu terlihat asyik berjoget ala boyband Korea, tapi lagu yang didengar Glen itu berbahasa Indonesia.

Lihat selengkapnya