Tak Sambat

Nuel Lubis
Chapter #200

Pulang-pulang, Dapat Kabar Buruk

Sudah jam 9 malam. Lebih beberapa menit sedikit. Karena ternyata Iyus sudah masuk daftar hitam manajemen JK Group, tiket yang dibeli Elia hangus sudah. Padahal selain ingin memberikan kejutan kepada Iyus, Elia kelihatannya penasaran dengan idol group bernama JK Group tersebut.

Yah, sudahlah. Nasi sudah menjadi bubur. Malang tak bisa ditolak. Jangankan Elia, Iyus sendiri pun tak bisa menebak akan seperti ini jadinya.

Untuk menyembuhkan kesedihan--karena gagal bertemu oshi-oshi kesayangan, tiga pria kesepian ini menghibur diri dengan cara melarikan diri ke Mall of Indonesia. Jarak Mall of Indonesia ke Sport Mall memang tak terlalu jauh. Asal tidak macet, ditempuh dengan sepeda motor, lima menit sudah tiba.

Begitu tiba di Mall of Indonesia, baik Iyus, Elia, dan Jill, langsung mendatangi toko buku. Mereka sempatkan untuk membeli beberapa buku. Di luar dugaan, Iyus terlihat membeli dua buku renungan Kristiani. Sementara Elia membeli majalah sepak bola dan tabloid olahraga edisi malam minggu--yang banyak mengulas pertandingan sepak bola. Terakhir, Jill memborong komik-komik Jepang.

Dari toko buku, Iyus, dkk, menuju foodcourt Mall of Indonesia. Mereka makan apa yang bisa dimakan. Sembari makan, dasar remaja-remaja tidak jelas, mereka bertiga sibuk mengomentari beberapa pengunjung.

Seperti begini.

"Kalau kata gue, itu abang-adek, sih, Yus."

"Sok tahu, ah. Kentara itu, mereka pacaran. Pacaran beda usia gitu kan lagi marak, El."

"Nggak mirip, ah. Lebih mirip abang dan adek."

Ternyata dugaan Iyus yang benar. Si laki-laki langsung mencium telapak tangan si perempuan.

"Benar Bang Iyus, Bang Elia. Si cewek sendiri yang ngomong, dia bangga bisa dipacarin si cowok. Padahal cowoknya buluk gitu."

Atau, saat Iyus, dkk, mengomentari ibu-ibu. Elia kira ibu-ibu itu kelebihan berat badan, eh ternyata benar-benar sedang hamil. Si ibu-ibu itu tersinggung. Suaminya langsung mendamprat mereka bertiga. Untungnya, kebetulan satpam mal sedang melintas. Iyus, dkk, serasa dilindungi satpam mal. Selanjutnya, terburu-buru Iyus, dkk, melipir ke arah bioskop. Mereka menonton film yang kebetulan baru rilis. Anak-anak pecinta alam pasti menyenangi film ini. Konon, syutingnya hingga pegunungan terdahsyat di dunia. Digarap dengan sinematografi di atas rata-rata, yang pastinya menggelontorkan dana yang bukan main. Film ini menghabiskan waktu hampir 2,5 jam. Begitu film selesai, ternyata sudah di atas jam sembilan.

Baik Iyus, Elia, dan Jill sudah berada di area parkir Mall of Indonesia yang berada di luar gedung. Lumayan banyak motor yang terparkir. Yang dasar mereka sedang apes, banyak muda-mudi asyik berpacaran gelap-gelapan di area parkir. Padahal ada taman bermain di dalam mal, para muda-mudi ini lebih menyenangi area parkir sebagai lahan mereka asyik berpacaran. Ada yang asyik berpegangan tangan. Ada pula yang sibuk mendengarkan pacarnya mencurahkan isi hati. Ada juga yang saling balas menggombal. Situasi ini benar-benar membuat Iyus, dkk, salah tingkah.

Iyus terenyak, saat memperhatikan para muda-mudi itu berpacaran di area parkir Mall of Indonesia. Ia mendadak teringat akan Cindy Montolulu, seseorang yang Iyus sendiri makin meragukan apakah perempuan berdarah Menado itu bisa disebut sebagai mantan kekasih. Yang seperti itu, yang sudah terjadi beberapa minggu lalu, apakah itu bisa disebut sebagai momen memiliki pacar?

Iyus spontan menggigit bibir bawah. Dadanya terasa kebas. Ia menggaruk-garuk leher. Pemandangan di dekatnya sungguh membuat dirinya tak nyaman. Kalau tahu akan seperti ini, lebih baik tidak usah lama-lama di dalam mal. Begitu selesai azan Isya, Iyus seharusnya minta pulang lebih dulu. Toh, gagal ini menonton sang mantan (baca: Cindy Montolulu). Andai saja namanya itu tak di-blacklist JK Group.

***

"Maaf, ini kamu bukannya laki-laki yang waktu itu?"

Karena agak-agak terpojok, Iyus berkata gelagapan, "I-iya, saya yang dulu pacaran rahasia sama Cinmon."

Terdengar suara-suara kurang menyenangkan dari arah belakang Iyus. Bahkan ada seorang penggemar memelototi Iyus.

Lihat selengkapnya