TAK SEKENTAL DARAH

mahes.varaa
Chapter #3

PERMINTAAN PERAWAT LELI PART 2

“Kenapa denganmu, Gas?” Setelah berkeliling belanja di supermarket bersama dengan Bara dan Teddy, dan kini sedang menyantap ayam chicken yang diminta Bara, Teddy menangkap jika pikiran Bagas tidak sedang ada di sini. Teddy beberapa kali menangkap Bagas melamun bahkan saat bersama dengan anaknya-Bara. 

“Eh? Aku?” Bagas menunjuk dirinya sendiri selagi memotong daging ayam untuk Bara. 

“Ya, kamu! Siapa lagi di sini yang aku panggil Gas?? Yang jelas bukan penjual gas elpiji keliling, Bagas!” 

Bagas terkekeh mendengar celotehan Teddy. “Apa aku harus ganti nama saja biar enggak sama kayak bang penjual gas elpiji?” 

“Kamu ganti nama? Udah terlalu tua, Gas!” 

Mendengar balasan Teddy, Bagas kali ini tertawa kecil. “Kamu bener. Aku udah terlalu tua buat ganti nama.” 

Setelah menjawab Teddy, Bagas kembali fokus dengan membantu Bara makan. Tapi lagi-lagi Teddy menangkap Bagas melamun seperti sebelumnya. 

“Tuh kan melamun lagi!” Kali ini Teddy bahkan dengan sengaja menepuk bahu Bagas. Buk! 

“Eh?? Apa, apa?” Bagas tersentak karena pukulan kecil di bahunya. 

“Kamu melamun lagi, Gas! Kenapa denganmu hari ini?” 

Bagas menundukkan kepalanya sedikit, melihat makanannya bergerak sedikit melihat Bara yang sedang makan dengan lahap ‘ayam chickennya’. Sekali lagi Bara teringat dengan Mira. 


Lima tahun yang lalu. 

“Mau makan apa? Ada nasi goreng, fried chicken, soto atau rawon?” tanya Bagas. 

“Ayam chicken. Aku mau ayam chicken.” 

“Ayam chicken? Maksudnya?” Bagas mengulang ucapan Mira sembari melihat Mira dengan tanda tanya di wajahnya. 

“Fried chicken, maksudku.” 

“Kenapa enggak bilang langsung fried chicken? Ayam chicken? Yang benar saja, Mira!” Bagas mengerutkan keningnya semakin dalam karena tidak percaya dengan apa yang Mira berikan sebagai jawaban. 

“Kenapa?” Mira melihat Bagas dengan raut tidak terima. “Enggak boleh?” 

“Yah memang enggak ada yang ngelarang, tapi aneh saja.” 

“Ha ha ha! Apanya yang aneh? Aku biasa sebut fried chicken dengan ayam chicken.” 


Mengingat Mira, sekali lagi Bagas teringat dengan momen terakhirnya dengan Mira. Melihat bagaimana Mira akhirnya pergi selamanya dari hidupnya, Bagas hanya bisa melihat. Ada banyak penyesalan yang Bagas rasakan setelah Mira pergi. Dan penyesalan itu masih membekas pada diri Bagas hingga hari ini. 

Melihat Mira menghilang seperti debu dan tidak bisa berbuat apa-apa, Bagas merasa berkah miliknya seperti sebuah kutukan. Sampai tiga bulan lalu, Bagas bersikap seolah tidak melihat arwah-arwah gentayangan. Tapi Bagas sadar bahwa dirinya tidak bisa terus seperti ini, apalagi Bara-putranya mewarisi berkah miliknya meski masih belum sekuat miliknya. 

Lihat selengkapnya