“Dok, Dokter!”
Uhuk, uhuk!
Begitu membuka matanya, Bagas menemukan Perawat Leli yang sedang melihatnya dengan wajah panik, cemas dan takut.
“Dokter?”
Bagas mendengar panggilan Perawat Leli, tapi mulutnya masih belum sanggup untuk bicara dan menjawab. Kenapa denganku? Bagas melihat sekelilingnya dan menemukan wanita bernama Rani dan pria bernama Budi melihatnya dengan tatapan yang sama dengan tatapan Perawat Leli.
“Dokter? Tolong jawab saya!”
Uhuk, uhuk! Bagas mencoba menjawab, tapi dadanya terasa masih sedikit sesak dan sulit untuk bicara.
“Y-ya, Pe-ra-wat Le-li.”
“Ah syukurlah! Saya panik sekali tadi, Dok!” Setelah mengembuskan napas panjang pertanda lega, Perawat Leli membantu Bagas bangun dari posisi berbaringnya.
“Apa yang terjadi denganku?” tanya Bagas.
“Dokter tidak ingat?” Perawat Leli balik bertanya pada Bagas. “Tadi kita hendak keluar dari rumah ini, tapi mendadak Dokter berhenti berjalan dan dengan cepat seperti terlempar ke belakang. Tubuh Dokter membentur dinding dan selama sepuluh menit Dokter tidak sadarkan diri.”
Terlempar ke belakang? Bagas diam sejenak, berusaha mengingat apa yang dijelaskan oleh Perawat Leli. Samar-samar, Bagas mulai mengingat kejadian itu. Bagas ingat saat hendak keluar tadi mendadak ada angin dingin yang menusuk, berembus. Beberapa detik setelah itu, Bagas merasa tubuhnya ditarik ke belakang. Bagas ingat tubuhnya membentur dinding rumah, tapi Bagas tak merasakannya sama sekali karena selanjutnya yang Bagas ingat adalah dirinya terjebak dalam air.
Mira? Oh? Tunggu!
Saat berusaha mengingat apa yang terjadi, Bagas sekilas mengingat Mira dan seseorang yang dilihatnya terakhir kali sebelum tenggelam dalam air dan kehabisan napas.
Wanita yang tadi aku lihat bukan Mira.
“Dokter sudah ingat?” tanya Perawat Leli lagi.
“Sudah.” Bagas menjawab dengan menganggukkan kepalanya. “Perawat Leli, bisakah aku lihat foto pemilik rumah ini lagi?”
“Ya, Dok.”
Rani-anak ketiga pemilik rumah sekaligus sepupu Perawat Leli, sekali lagi menunjukkan foto keluarganya.
“Kenapa Dok ingin lihat foto ini lagi?” tanya Rani sembari menunjukkan foto keluarganya pada Bagas.
Wanita ini. Bagas menatap foto keluarga Rani dan matanya membulat besar ketika melihat foto dari pemilik rumah ini. Orang yang aku lihat sebelum kesadaranku hilang tadi, memang benar orang ini.
Setelah memastikan bahwa ingatannya tidak salah, Bagas sekali lagi melihat sekeliling rumah itu dengan cepat. Tapi sama seperti sebelumnya, Bagas tak menemukan sosok dari pemilik rumah yang diduga menghantui rumah miliknya.
Ini aneh.
Benar-benar aneh.
Kenapa wanita pemilik rumah ini muncul di depanku seperti tadi, tapi tidak muncul di depanku sekarang?
Apa yang sebenarnya terjadi dengan rumah ini dan pemiliknya?
Setelah mengalami kejadian aneh tadi, Bagas menarik kata-katanya yang mengatakan bahwa rumah itu bersih. Bagas menegaskan bahwa mungkin ada alasan kenapa pemilik rumah ini menghantui rumahnya dan menolak rumah itu untuk dijual.