TAK SEKENTAL DARAH

mahes.varaa
Chapter #7

RUMAH BERHANTU PART 4

“Perawat Leli!” 

Saat jam istirahat, Bagas menyempatkan dirinya untuk mencari Perawat Leli. Setelah berkeliling mencari, Bagas menemukan Perawat Leli rupanya sedang berjaga di paviliun tempatnya berjaga. Awalnya Bagas pikir, dirinya akan menemukan Perawat Leli di kantin. Tapi rupanya Perawat Leli hari ini mendapatkan jatah istirahat terakhir. 

“Ya, Dok. Ada apa?” 

Bagas melihat ke kanan dan ke kiri di mana Perawat Leli berjaga. Ada satu perawat lain yang lebih muda sedang menginput data pasien, sementara beberapa perawat lainnya sedang beristirahat. 

“Bisa kita bicara berdua, Perawat Leli?” tanya Bagas. 

“Bisa, Dok.” 

Perawat Leli meminta Bagas untuk menunggu di bagian dalam ruang perawat dan setelah berpamitan dengan perawat yang sedang menginput data, Perawat Leli menghampiri Bagas yang menunggu di dalam. 

“Ada apa Dokter cari saya?” 

“Ini soal rumah sepupu Perawat Leli.” 

Perawat Leli mengerutkan keningnya mendengar jawaban Bagas. “Apa ada yang terjadi, Dok?” 

“Begini … “ Bagas menjelaskan mimpi yang dialaminya semalam. Mimpi itu terasa sangat nyata sampai-sampai saat berhasil bangun dari tidurnya, Bagas batuk-batuk karena dadanya terasa sangat sesak seolah kehabisan napas. Bagas juga menjelaskan jika di dalam mimpinya, dirinya bertemu dengan wanita tua. Saat berada dalam mimpi, Bagas tidak mengingat sosok wanita tua itu. Tapi setelah bangun dari tidurnya, Bagas akhirnya ingat sosok wanita tua dalam mimpinya yang tidak lain adalah Bibi Perawat Leli-Bibi Haris. 

“Dokter bermimpi itu lagi?” Perawat Leli bertanya dengan raut wajah tidak percayanya. 

“Ya, Perawat Leli.” Bagas paham reaksi yang diberikan Perawat Leli untuk ceritanya. Jujur saja, ini adalah pengalaman baru untuk Bagas. Di masa lalu ketika menerima permintaan dari arwah gentayangan, jarang sekali ada permintaan yang sulit. Permintaan merepotkan mungkin banyak, tapi yang sulit hanya beberapa saja. Permintaan Mira adalah permintaan sulit yang terakhir kali Bagas kerjakan. Itu pun masih dengan ditemani Teddy. 

“Dokter cerita ini sama saya, tentu bukan tanpa alasan kan? Apa yang ingin Dokter lakukan? Apa yang harus saya bantu?” 

Perawat Leli tanggap sekali. Seperti pekerjaan perawat yang memang dibutuhkan ketangkasan dan cepat tanggap, Perawat Leli menangkap alasan di balik kedatangan Bagas. 

“Aku mau lihat rumah itu lagi. Jika bisa … apa Perawat Leli bisa minta kunci cadangannya? Sepertinya enggak cukup sekali aku lihat rumah itu.” Bagas menjawab sembari menggaruk kepalanya. “Maklum aku masih harus kerja sebagai Dokter. Aku akan ke sana menyesuaikan jam kerjaku.” 

“Akan saya mintakan pada Rani, Dok.” 

“Terima kasih, Perawat Leli.” 

Mendengar ucapan Bagas, Perawat Leli langsung menggelengkan kepalanya sebagai tanda tidak. “Bukan Dokter yang harusnya berterima kasih, tapi saya dan tiga sepupu saya yang harusnya berterima kasih pada Dokter. Sekali lagi terima kasih banyak, Dok.” 

Lihat selengkapnya