TAK SEKENTAL DARAH

mahes.varaa
Chapter #10

PENYELIDIKAN KECIL PART 1

Keesokan harinya. 

Seperti yang Teddy janjikan, Teddy melakukan penyelidikan kecil untuk mencari siapa sebenarnya Feby yang ingin Bibi Haris temukan. 

Jam 8 pagi, Teddy berangkat ke perumahan di mana rumah Bibi Haris berada. Tedy pergi setelah memastikan jika pengasuh Bara datang dan memberikan daftar tugas yang harus dikerjakan untuk mengasuh Bara. 

“Ibu kenal dengan Bibi Haris?” Teddy mulai bertanya ke tetangga terdekat dari rumah Bibi Haris. 

“Bibi Haris?” 

“Itu, Bu. Wanita yang setahun lalu tinggal di samping rumah Ibu. Ibu kenal?” Teddy menjelaskan. 

“Ahh! Nenek Haris! Tahu, tahu! Gimana enggak tahu, kan tetangga sebelah loh, Mas!” 

“Nenek Haris?” Teddy mengerutkan keningnya mendengar tetangga sebelah Bibi Haris memanggil Bibi Haris dengan sebutan Nenek Haris. 

“Ya, Mas. Orang-orang di dekat sini manggilnya bukan Bibi Haris, tapi Nenek Haris. Karena sudah tua dan buat menghormati beliau, kami manggilnya Nenek Haris, Mas. Kenapa Mas tanya?” 

Teddy tentu tidak bisa mengatakan jika dirinya adalah teman Bagas yang dipanggil untuk ‘memeriksa’ rumah milik Bibi Haris untuk bisa segera dijual. Tadi sebelum berangkat, Teddy sengaja membawa kameranya untuk berjaga-jaga jika menemukan sesuatu dan juga sebagai dalih jika ada yang bertanya seperti yang ditanyakan oleh tetangga sebelah Bibi Haris sekarang. 

Teddy mengangkat kameranya sebagai dalih yang sudah direncanakannya. “Saya fotografer, Bu. Kebetulan saya sedang mengumpulkan banyak foto tentang kisah di balik foto. Rumah milik Bibi Haris ini menarik perhatian saya, Bu. Maka dari itu saya bertanya tentang pemilik rumah sebelah, Bu.” 

Untuk lebih menarik perhatian dari orang di hadapannya, Teddy seperti biasa memasang senyumnya, memasang sikap sopannya bahkan bicara dengan formal menggunakan kata saya. 

“Oalah, fotografer toh.” 

“Iya, Bu. Saya fotografer, Bu.” 

“Ehm … Nenek Haris itu orangnya sebenarnya ramah, bicaranya halus dan cukup baik. Nenek Haris kalo pagi sama sore, suka duduk di teras dan kalo ada yang nyapa, pasti disapa balik.” 

“Ehm, Bibi Haris orangnya baik dan ramah.” Teddy menganggukkan kepalanya. 

“Bu, sini-sini!” Ketika melihat Ibu-Ibu lain keluar dari rumahnya setelah menyelesaikan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, ibu yang sedang ‘diwawancarai’ oleh Teddy, memanggil ibu-ibu lain untuk datang mendekat. 

Alhasil sekarang ada tujuh wanita tetangga Bibi Haris yang bisa dikorek informasinya oleh Teddy. 

“Ada apa, Bu?” 

Lihat selengkapnya