Bagas dan Teddy memikirkan hal yang sama. Bagas dan Teddy langsung memeriksa semua laporan yang diberikan oleh Maudy semalam. Bagas dan Teddy mencari hal yang sama tapi apa yang mereka cari tak mereka temukan.
Begitu pagi tiba, Teddy langsung menghubungi Maudy untuk memastikan dugaannya bersama dengan Bagas.
“Gimana hasilnya?” tanya Bagas sembari membuatkan sarapan untuk dirinya, Teddy dan Bara.
“Mereka enggak periksa apa yang kita curigai tadi.”
“Perlu kita periksa ke sana?” tanya Bagas.
“Ehm … “ Teddy diam dan sedang memikirkan sesuatu. “Aku akan cari caranya. Kamu fokus kerja saja, nanti aku kabari.”
Teddy paham dengan pekerjaan Bagas. Sebagai dokter, Bagas punya tugas dan kewajiban dengan pasiennya. Di bahu Bagas, ada beban nyawa orang lain. Jadi Bagas tidak bisa mengambil banyak cuti karena berhubungan dengan nyawa manusia lain. Kalau tidak dalam situasi darurat, Bagas tidak akan mengambil cuti.
“Kamu punya rencana?” tanya Bagas memastikan.
“Ada ide yang aku pikirkan.” Teddy mengerlingkan matanya pada Bagas sebagai tanda bahwa dia punya ide. “Tenang saja! Percayakan masalah ini sama aku, nanti aku kabari.”
“Oke kalo begitu.” Bagas percaya dengan ucapan Teddy dan melanjutkan masaknya. Tapi ketika memasak, Bagas teringat akan hal lain dan langsung menoleh pada Teddy dan melemparkan tatapan tajam pada Teddy. “Ted!”
“Apa lagi? Sudah kubilang, aku punya ide. Kalo gagal, biar aku pikirkan ide yang lain!”
Bagas belum bicara dan Teddy sudah mengomel duluan pada Bagas.
“Bukan itu, Ted!” Bagas membalas dengan tatapan mata lebih tajam dari sebelumnya.
“Kalo bukan, terus apa?” tanya Teddy bingung.
“Hari ini kan jadwalmu yang masak, Ted! Kenapa aku lagi yang masak?”
“Oh!” Teddy langsung memasang wajah kaget sebelum akhirnya tertawa kecil pada Bagas. “Benarkah?? Tapi karena kamu sudah hampir selesai menyiapkan bahan masakan, selesaikan saja! Dua hari besok, aku yang masak. Puas, Gas?”
“Bagus!” Bagas kembali memasak karena sudah membuat perhitungan yang jelas dengan Teddy.
“Kamu ini perhitungan sekali, Gas!” Teddy mengeluh lagi sembari membaca lagi salinan laporan yang diberikan oleh Maudy.
“Aku perhitungan cuma sama kamu aja, Ted!” Bagas membalas.
“Tapi, Gas! Aku kepikiran sesuatu.”