TAK SEKENTAL DARAH

mahes.varaa
Chapter #19

FEBY DAN NENEK HARIS PART 1

Meski Perawat Leli mengatakan jika dirinya tahu bahwa rumah milik Bibi Haris memiliki sumur yang sudah lama tidak terpakai, nyatanya Perawat Leli tidak tahu tepatnya di mana sumur itu berada. Bagas bersama dengan Teddy, Maudy dan Perawat Leli memeriksa rumah Bibi Haris lagi. Perawat Leli sebelumnya sudah meminjam kunci cadangan rumah milik Bibi Haris dengan alasan Bagas mungkin akan mengecek rumah itu kalau-kalau sudah menemukan keberadaan Feby. Perawat Leli melakukan itu karena rumah Rani berada di kota tetangga, rumah Budi berada di pinggiran kota sementara Indah yang rumahnya di pusat kota sulit untuk ditemui karena sibuk dengan banyak hal.

Pencarian dilakukan dengan membagi dua kelompok pencarian. Bagas dan Perawat Leli memeriksa bagian dalam rumah, sementara Teddy dan Maudy memeriksa bagian luar tepatnya samping rumah dan depan rumah. Normalnya sumur rumah akan berada di belakang atau di samping rumah. Tapi mengingat rumah milik Bibi Haris ini rumah lama yang diturunkan dari orang tuanya dan mungkin mengalami pembangunan ulang karena berada di tengah perumahan, Bagas bersama dengan Teddy, Maudy dan Perawat Leli tidak bisa menebak di mana sumur lama itu berada. 

Baik tim Bagas dan tim Teddy melakukan pemeriksaan dengan sangat teliti. Bagas dan Teddy memukul bagian yang mereka menjadi lokasi sumur untuk menemukan gema yang jadi tanda ada ruang kosong antara permukaan dan air di dalam sumur. 

“Gas! Bagas!” 

Teriakan dari Teddy terdengar. Bagas bersama dengan Perawat Leli buru-buru keluar dari dalam rumah, menghampiri Teddy dan Maudy. 

“Sudah ketemu?” tanya Bagas. 

“Di sini.” Teddy menunjuk tepat di bagian bawah kakinya. 

Tempat yang ditunjuk Teddy adalah bagian samping rumah Bibi Haris. Tempat berada dekat dengan pintu belakang dan ditutup oleh beberapa tumpukan barang perabotan milik Bibi Haris yang sudah tak terpakai dan rusak. 

“Dengar gemanya kan?” tanya Teddy sembari memukul permukaan yang disemen menempel dengan teras samping. 

“Dengar.”

“Kalo enggak dilihat dari dekat, permukaan ini kelihatan jadi satu dengan lantai semen teras, ditambah lagi ada barang-barang tak terpakai itu, pegangan besi pembukanya enggak kelihatan sama sekali.” Teddy menjelaskan sambil menunjuk batas antara penutup sumur dengan lantai teras di rumah milik Bibi Haris.

“Ya, emang enggak kelihatan.” Bagas mengangguk setuju.

Meski kelihatannya tidak menempel dengan lantai semen teras, nyatanya penutup sumur itu tidak bisa dibuka dengan tangan kosong. Teddy yang tadi membawa banyak peralatan di bagasi mobilnya untuk membuka sumur di rumah Feby, langsung bergegas mengambil linggis di mobilnya. 

Tapi saat kembali, yang dibawa Teddy tidak hanya linggis saja. Teddy membawa tali dan palu. Teddy memasang tali itu pada pegangan penutup sumur yang nantinya akan digunakan untuk menarik penutup sumur. Sementara palunya diberikan pada Bagas. 

“Celah antara penutup sumur dan teras disemen. Hancurkan semennya dengan ini, Gas!” 

“Oke.”

Bagas melakukan apa yang Teddy perintahkan dan benar saja, lapisan semen itu tidaklah tebal dan sudah ada beberapa titik yang terkikis. 

Hanya dengan sepuluh menit memukul, Bagas dan Teddy berhasil melepas lapisan semen tipis yang menutup celah penutup sumur. 

Kreet, kreet! 

Lihat selengkapnya