TAK SEKENTAL DARAH

mahes.varaa
Chapter #27

KETULUSAN PART 2

Feby yang sadar akan status dirinya yang hanya ‘tetangga’ dari Nenek Haris, langsung melangkah keluar dari dalam kamar rawat inap Nenek Haris. Tadinya Feby mengira dirinya akan duduk seorang diri di depan kamar rawat inap Nenek Haris. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Andika-cucu Nenek Haris, justru duduk di sampingnya setelah menghilang sejenak dengan membawa kantung plastik yang berisi makanan dan minuman. 

“Ini buat kamu!” Andika menyodorkan kotak makanan dan minuman pada Feby. 

“Eh? Buat aku?”’ Feby terkejut melihat Andika tadi sempat menghilang dan kembali menyodorkan kotak makanan pada dirinya. 

“Ya, buat kamu. Buat siapa lagi coba selain kamu?” 

“Ma-makasih.” Feby menerima pemberian Andika dengan buru-buru mengambil dompet di dalam tasnya. “Berapa? Biar aku ganti.” 

“Enggak usah.” 

“Loh kok enggah usah? Ini kan kamu yang beli buat aku, yah harus aku ganti donk.” Feby memaksa untuk membayar. 

“Enggak usah! Jangan buat aku ulangin lagi kata-kataku ini!” 

“Se-sekali lagi, makasih.”

Setelah mengucapkan terima kasihnya, Feby mulai makan bersama dengan Andika. Keduanya awalnya makan dengan tenang sampai Feby mendengar perdebatan tiga anak Nenek Haris yang kelihatannya sedang berebut untuk menjaga dan merawat Bibi Haris. 

Yah sekilas Feby melihat ketiga anaknya bersikap seolah sedang berebut untuk merawat Nenek Haris. Tapi ketika mendengar ucapan mereka satu persatu, Feby sadar bahwa apa yang dilihatnya bukanlah seperti kelihatannya. 

“Nenek enggakk akan mau ikut salah satu dari tiga anaknya!” Feby bergumam kecil sembari memakan makanan yang dibelikan oleh Andika. 

“Kenapa kamu mikir gitu?” 

Sudah lebih dari lima tahun Feby kenal dengan Nenek Haris. Lima tahun bukanlah waktu yang singkat, tapi juga bukan waktu yang lama. Waktu lima tahun itu sudah cukup bagi Feby untuk mengenal Nenek Haris dan menebak apa yang dipikirkannya dan tindakan apa yang akan diambilnya. Seperti saat ini. 

“Nenek sangat suka di rumahnya. Nenek enggak akan mau pergi dari rumahnya.” 

Benar saja tidak lama kemudian jawaban yang diberikan Feby terbukti. 

“I-Ibu eng-gak mau i-kut siapa-siapa! I-Ibu a-kan te-tap ting-gal di ru-mah Ibu sen-diri dan eng-gak a-kan ke mana-mana!”

Mendengar jawaban itu Feby dan Andika yang sedang duduk di depan kamar rawat inap Nenek Haris langsung berdiri untuk melihat Nenek Haris. 

Lihat selengkapnya