Teddy menyelam semakin dalam ke dasar sumur. Setelah dua kali menyelam, Teddy akhirnya menemukan tubuh Bagas di dasar sumur. Hanya saja yang sama sekali tak terduga adalah sesuatu menggenggam tangan Bagas. Sesuatu adalah sesuatu yang selama ini Bagas dan Teddy cari: tubuh Feby.
Tubuhnya masih utuh setelah hampir setahun menghilang. Gi-gimana caranya?
Teddy tidak punya banyak waktu banyak untuk memikirkan hal itu. Pikiran Teddy sekarang adalah segera menyelamatkan Bagas dan untuk menyelamatkan Bagas, Teddy perlu melepaskan genggaman tangan Bagas pada tangan Feby. Tapi genggaman itu terlalu kuat. Teddy yang sudah susah payah berusaha melepaskan genggaman tangan Bagas akhirnya menyerah. Teddy hanya bisa berdoa dan berharap pada dua wanita di atas sana punya tenaga yang kuat untuk menarik tubuh Bagas dan mayat Feby.
*
Dua minggu kemudian.
Begitu tiba di rumahnya setelah pergi dua minggu lamanya, Feby mendapatkan panggilan lagi dari Andika. Feby melihat bayangan dirinya di cermin berusaha untuk tidak terlihat sedih di depan Andika sekarang. Feby tidak ingin membuat Andika yang masih bersedih kehilangan Nenek Haris, harus ikut merasa sedih dengan apa yang dialami Feby. Ditambah lagi Feby tak biasa memperlihatkan kesedihannya kepada orang lain.
Oke.
Feby yang sudah merasa wajahnya tak terlihat sedih dan sembab, bersiap untuk bertemu dengan Andika. Tapi sebelum pergi menemui Andika di rumah Nenek Haris, Feby mengambil surat terakhir dari Nenek Haris yang dibungkusnya dengan rapi dalam plastik. Feby menyimpan surat dari Nenek Haris itu dengan hati-hati dalam plastik anti air karena menganggap surat itu sebagai barang berharga. Feby ingin menunjukkan pada Andika apa yang ditulis oleh Nenek Haris dalam surat itu dan berharap Andika juga sepemikiran dengannya.
Semoga surat ini, akan mengubah pandanganmu, Andika.
Semoga dengan membaca surat ini, kamu akan menyadari keinginan terakhir Nenekmu, Andika.
Setelah memasukkan surat dari Nenek, Feby mengambil hpnya karena sedang menunggu panggilan penting dan bergegas menuju ke rumah Nenek Haris tanpa mengunci pintu rumahnya.
Sial, hujannya deras sekali!
Feby baru saja keluar dari dalam rumahnya dan baru saja berjalan dua langkah dari rumahnya ketika hujan turun sangat deras tanpa peringatan. Feby yang sudah terlanjur jalan dan tujuannya hanya rumah di depannya yang hanya berjarak kurang dari 30 langkah, tidak berbalik untuk mengambil payung dan terus menerjang hujan menuju ke rumah Nenek Haris di mana Andika sedang menunggunya.
“Kamu lama sekali.”
Begitu tiba di rumah Nenek Haris, Andika langsung menatap tajam kepada Feby meski baju Feby basah oleh air hujan.
Apa yang terjadi sama kamu, Andika? Feby tidak bertemu dengan Andika kurang dari sebulan lamanya. Tapi Andika yang ada di depannya sekarang ini terlihat seperti orang lain bukan Andika yang selama ini dikenal oleh Feby. Tatapan mata Andika terlihat sangat tajam seolah sedang menahan amarah pada Feby. Wajah Andika yang biasanya terlihat ramah ketika bertemu, kini tak lagi menunjukkan keramahan.
Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu, Andika?