TAK SELAMANYA SURGA DI KAKI IBU

mahes.varaa
Chapter #5

KISAH PERTAMA PART 2

Kisah pertama berlanjut.

Juanedi adalah anak yang penurut dan sangat-sangat patuh pada Ibunya. Melihat Ibunya membesarkan dirinya seorang diri tanpa suami, Junaedi begitu mengagumi ibunya dan sangat menghormati ibunya. Junaedi juga percaya bahwa untuk mendapatkan surga di akhirat nanti, Juanedi harus patuh pada ibunya apalagi ibunya telah membesarkan dirinya seorang diri tanpa suami.

Jadi demi ibunya, demi membahagiakan ibunya-Annah, Junaedi berjuang dengan sangat keras melawan kehidupannya yang berat. Karena hidup dengan serba kekurangan bahkan setelah mendapatkan bantuan dari dua kakak perempuannya yang telah menikah, hidup Junaedi bersama dengan Annah tidak pernah bisa berjalan mulus. Beberapa kali … Junaedi nyaris saja putus sekolah karena alasan ekonomi. Akan tetapi setiap kali hal itu terjadi … Junaedi selalu berhasil mendapatkan bantuan berkat kerja kerasnya belajar di sela-sela berjualan sepulang sekolah demi mendapatkan jatah makan malam.

Begitu menyelesaikan sekolah kejuruan, Junaedi yang punya banyak pengalaman menawarkan jualannya sejak kecil, memilih bekerja sebagai sales. Berkat pengalamannya sejak kecil yang selalu berusaha keras menjual kue buatan Annah demi jatah makan malam, Junaedi sangat luwes menawarkan barangnya sebagai sales. Dengan kemampuan bicara yang baik, karier Juanedi sebagai sales terus menanjak. Junaedi selalu mencapai target penjualan dan mendapatkan bonus yang memuaskan.

“Ini uang hasil kerja Juna, Mak. Ini uang gaji bulanan dan ini uang bonus penjualan, Mak.” Setiap awal bulan di mana Junaedi menerima gajinya, Junaedi selalu memberikan semua gajinya kepada Annah.

“Apakah segini cukup untuk keperluanmu selama sebulan??”

Dan setiap kali menerima uang dari Junaedi, Annah hanya akan memberikan seperempat dari total gaji Junaedi sebagai uang kebutuhan sehari-hari Junaedi untuk bekerja.

“Cukup, Mak.” Junaedi tidak pernah mengeluh bahkan mengatakan kurang, ketika uang hasil kerjanya hanya diterimanya sebagian kecil setelah diberikan kepada Annah-ibunya.

“Juna memang anak Emak yang paling baik. Ingatlah ini, Juna! Membahagiakan Emakmu yang janda ini dan membesarkanmu seorang diri tanpa suami, akan membawamu menuju surga. Juna tentu tahu kan surga ada di kaki Ibu dan cinta Ibu kepada anaknya sepanjang masa??”

Juna menganggukkan kepalanya. “Ya, Emak. Juna tahu dan tidak akan pernah lupa.”

“Bagus sekali, Juna. Setelah ini teruslah bekerja dengan keras, Nak. Dua Aa-mu itu tidak begitu pandai bekerja dan otak mereka tidak secerdas dirimu. Tapi kedua Aa-mu itu. ingin bisa menjadi pegawai negeri agar kehidupan tua mereka bisa terjamin. Jadi untuk membuat mereka bisa diterima sebagai pegawai negeri, butuh banyak sekali uang. Kau harus bekerja lebih keras lagi dan menghasilkan lebih banyak uang lagi, Juna.”

Juna menganggukkan kepalanya lagi. “Juna mengerti, Emak. Juna akan bekerja lebih keras lagi dan menghasilkan lebih banyak uang.”

“Ingatlah Juna, kau bisa menyelesaikan sekolahmu, mendapatkan pekerjaan dengan baik dan menghasilkan banyak uang seperti ini berkat doa Emak dan bantuan dari kakakmu. Sekarang adalah waktumu untuk membalas semua jerih payah Emak dan kakak-kakakmu, Juna!”

Juna menganggukkan kepalanya lagi. “Ya, Emak. Juna tahu. Juna tidak akan bisa sampai di sini jika bukan karena Emak dan doa Emak, juga bantuan dari kakak semua.”

Demi membahagiakan Ibunya, Junaedi terus bekerja dengan sangat keras. Kariernya terus menanjak dan berkat kinerja yang baik, Junaedi mendapatkan inventaris dari kantor. Dari dulunya selalu naik angkutan umum untuk menawarkan barangnya, Junaedi sekarang naik sepeda motor untuk menawarkan barangnya.

“Juna … kapan yah Emak bisa naik haji?? Emak ingin sekali pergi ke tanah suci.”

“Juna … kapan yah kita bisa memperbaiki rumah reyot ini? Rumah ini mungkin akan ambruk menjatuhi Emak dalam hitungan lima tahun.”

Lihat selengkapnya