TAK SELAMANYA SURGA DI KAKI IBU

mahes.varaa
Chapter #14

BAB 14 SIDANG KASUS JAKTI PART 1

“Pak!” Dara mengacungkan tangannya lagi dan meminta ijin untuk bicara.

“Ya, Dara?” Diratama memberikan ijinnya.

“Soal anak laki-laki yang menangis dan bertemu dengan gadis yang menceritakan kisah tiga ibu dan anak itu, bagaimana kelanjutan nasib anak laki-laki itu, Pak?”

Diratama tersenyum lagi melihat mahasiswinya ini cukup kritis dan masih mengingat bagaimana tiga kisah ibu dan anak ini dimulai. “Nasib anak laki-“

Tok! Tok! Tok!

Ketukan pintu itu, menyela penjelasan Diratama dan membuat Diratama menghentikan ucapannya untuk menoleh ke arah pintu kelasnya yang baru saja diketuk. Diratama melirik ke arah jam dinding dan melihat bahwa dua jam waktu ujiannya sudah berakhir.  

Kreettt! Pintu terbuka dan muncul Galih-rekan kerja Diratama sekaligus teman Diratama. Galih-lah orang yang mengetuk pintu kelas Diratama dan menyela ucapan dari Diratama.

“Pak Dira, apa ujiannya masih belum selesai??” Galih bertanya kepada Diratama dengan wajah polosnya.

“Sudah selesai. Ada apa memangnya??” Diratama berbalik mengajukan pertanyaan kepada Galih.

“Ketua Jurusan memanggilmu. Apa kamu tidak membuka pesanmu, Dira?? Ketua Jurusan sampai menghubungiku karena kamu tidak membalas pesan dan menerima panggilannya,” ujar Galih dengan sedikit berbisik.

“Ah!” Diratama ingat dirinya lupa mematikan mode hening ponselnya ketika ujian berakhir tadi. “Ponselku masih dalam mode hening. Aku lupa mematikannya.”

“Kalau begitu, ayo!! Ketua Jurusan sudah menunggumu.” Galih memaksa.

“Ya, tunggu sebentar.” Diratama meminta Galih untuk menunggu di luar. Sembari membereskan lembar soal dan jawaban dari empat puluh tiga mahasiswanya, Diratama berpamitan dengan mahasiswanya sekaligus meminta maaf karena tidak punya waktu untuk menjawab pertanyaan terakhir. “Maafkan Bapak! Karena sepertinya Ketua Jurusan ingin segera bertemu dengan Bapak, kali ini Bapak tidak bisa memberikan jawaban untuk pertanyaan terakhir. Kita tunda jawabannya hingga semester depan. Sampai jumpa kembali dan semoga ujian kalian memuaskan.”

Mendengar kalimat perpisahan dari Diratama yang belum menyelesaikan jawaban terakhir untuk pertanyaan dari Dara, jelas semua mahasiswa di kelas Diratama kecewa. Diratama yang mendengar itu hanya bisa mengatakan maaf beberapa kali sebelum akhirnya keluar dari kelasnya dengan membawa tas, lembar soal dan ujian, serta beberapa barang lain miliknya.

Galih yang melihat Diratama tergesa-gesa keluar dari kelasnya dan tidak sempat merapikan barang-barangnya, meraih lembar soal dan lembar jawaban yang tersimpan di dalam map untuk membantu Diratama yang berjalan sembari memasukkan barang-barangnya ke dalam tas miliknya.

Lihat selengkapnya