Di kos-kosan - sore
Dengan gembiranya anak-anak kecil bermain lari-larian di sekitaran kost. Halaman kosan sangat luas dan dikelilingi pepohonan sehingga membuat anak-anak kecil itu bermain dengan sangat leluasa.
"Tangkap aku! Kalau kamu bisa," ucap seorang anak berbadan besar kepada teman yang sedang mengejarnya.
Bayu duduk dari depan kost sambil memperhatikan anak-anak kecil itu bermain. Keluarlah Daniel dari dalam kost sambil memegang gelas berisi kopi. Bayu menatap Daniel menyadari kedatangan Daniel. Daniel berjalan ke kursi kosong menaruh kopi nya diatas meja dan duduk di kursi samping meja tersebut.
"Gimana persiapan kalian untuk demostrasi besok?," ucap Daniel dengan pandanganya ke arah anak-anak kecil yang sedang bermain.
"Semua persiapan berjalan dengan baik. Besok kita turun lokasi." Bayu menatap sekilas Daniel. Daniel meminum kopinya sambil mengangguk paham.
"Kamu beneran akan ikut?"
"Ikutlah. Masa aku diam saja melihat teman-temanku berperang sendiri melawan penguasa-penguasa itu," ucap Bayu. Daniel memelihat Bayu tersenyum sinis.
"Jujur sebenarnya abang nggak izinin kamu ikut apalagi kalau bapak sama mama tahu pasti mereka akan khawatir sama kamu." Daniel yang sebenarnya ingin sekali Bayu tidak mengikuti demostrasi itu namun dia tahu bagimana sikap kerasnya Bayu.
"Kalau gitu abang jangan bilang sama mereka," jawab Bayu tanpa beban.
Daniel menatap Bayu datar. "Bay. Kamu tahu tidak apa yang akan kalian lakukan besok? Kamu tahu bahayanya? Kakak tahu yang kamu lakukan itu baik , tapi kamu tidak tahukan bahayanya?" tegas Daniel sedikit marah dengan jawaban Bayu.
Bayu hanya terdiam merasa benar apa yang Daniel katakan tapi niatnya untuk besok tetap akan dia lakukan.
"Bang!" panggil Bayu pelan.
"Hmm ... Kenapa?"
"Bagaimana hubungan kak dengan Mika?"
"Kenapa kamu bertanya seperti itu?" Daniel bertanya balik.
"Kenapa kak tidak nikahin Mika saja." Pertanyaan Bayu membuat Daniel terdiam sejenak tak menjawab. Daniel justru mengalikan pembicaraan. "Bay. Kamu punya uang koin nggak?"
"Mau ngapain?" tanya Bayu balik"
Mau nelpon," jawab Daniel sambil memasukkan tangannya ke saku celananya mengecek koin dalam saku celananya.
"Kalau kak kangen mending ke rumahnya saja," ejek Bayu.
"Bukan. Aku mau nelpon bapak sama mah. Mau nanyain kabar mereka."
"Kirain kak kangen sama Mika. Tunggu aku liat dulu ke dalam," ucap Bayu tersenyum simpul.
"Lagi kangen saja sama mama dan bapak. Memangnya kamu nggak kangen sama mereka?" jelas Daniel memberi pengertian pada adiknya.
"Kangenlah. Aku sering kok telpon mereka." Bayu beranjak masuk ke dalam kamar kostnya.
"Telpon kalau lagi butuh aja kan," Canda Daniel sembari meminum habis kopinya. Menatap lesu anak-anak kecil yang masih bermain.