"Sebenarnya aku suka sama kamu Mas Fajar!" ucap Wulan sembari menunduk.
Wulan terus menunduk dengan harapan Fajar membalas cintanya. Selama ini perasaannya yang ia pendam hanya demi Jia, tetapi sekarang hatinya tak bisa memendam lagi. Empat bulan Wulan dekat dengan Fajar membuat cinta yang terpendam memberontak keluar, dan di bawah langit malam, disaksikan bulan serta bintang. Wulan berdiri di hadapan Fajar menunggu cintanya terbalaskan, tetapi sayangnya ucapan Fajar setelah itu membuat hati Wulan hancur.
"Maaf Wulan ... aku tidak bisa, aku sudah berjanji kepada Jia untuk tidak ada wanita lain selain dia di hidupku." Fajar menunduk dengan hati yang merasa tak terima, tetapi ia harus karena dirinya telah berjanji, walaupun dirinya harus tersakiti juga.
"Tapi ... janji itu sudah kamu langgar tampa kamu sadari, itu tidak berguna lagi, dan ternyata ... janji itu menjadi penghalang di antara kita," batin Wulan tersenyum miris.
Fajar sebenarnya menyadari bahwa ia mulai menyukai Wulan, ketika dia menyatakan perasaannya, hatinya berpacu lebih cepat seperti sedang lari maraton. Ingin sekali dirinya membalas cinta Wulan, tetapi ingatan dirinya berjanji kepada Jia muncul seketika. Mengurungkan setiap hasrat dihatinya untuk Wulan.
Buliran air mata membasahi pipi Wulan. Kembali lagi takdir tidak berpihak dengannya, Wulan harus merasakan sakit hati untuk kedua kalinya. Fajar melihat Wulan menangis merasa tidak tega.
"Aku yakin cintamu hanya rasa kagum semata Wulan, aku yakin kamu bisa melupakan ini dengan cepat!" ucap Fajar, menghibur Wulan.
Niat Fajar ingin menghibur malah membuat Wulan tak terima dengan Perkataan Fajar yang mengatakan cintanya hanya rasa kagum semata.
"Apa kagum!" Wulan menatap Fajar tidak percaya, ia menganggap perasannya selama ini hanya rasa kagum, mata Wulan memerah menahan amarah dan kekecewaan dalam waktu bersamaan.
"Kamu boleh menolak cintaku, tapi Mas Fajar tidak berhak mengatakan kalau cintaku hanya rasa kagum semata, karena kamu tidak tahu apa-apa sama sekali!" Nafas Wulan mulai tidak beraturan menatap Fajar.
Fajar tidak menyangka Wulan akan semarah ini, ia Pikir dengan mengatakan hal itu, Wulan akan cepat melupakannya, nyatanya Fajar tambah menyakiti Wulan.
"Kamu masih saja tidak mengenal siapa sebenarnya cintamu Mas, dan masih saja terjebak dalam ilusi cinta." Lirih Wulan.
Alis Fajar berkerut, apa maksud Wulan tidak mengenal cinta dan cinta hanya ilusi.