Takdir Cinta Rania

LadyRose
Chapter #5

Chapter tanpa judul #5

Setelah beberapa saat menunggu Rania akhirnya memutuskan untuk pulang karena memikirkan ibunya di rumah hanya sendirian, rasanya sudah terlalu lama dia pergi. Rania menoleh pada Andri.


" Sepertinya proses operasinya akan berlangsung lama, apa bisa saya pulang saja dulu?"ujar Rania.


Andri baru tersadar bahwa dari tadi Rania berada di rumah sakit maka dia mengangguk sembari tersenyum.


" Maaf saya terlalu fokus memikirkan kedua majikan saya, baiklah saya antar anda pulang "


Sesampainya di jalan depan rumah kontrakan Bunga, mobil yang dikemudikan oleh Andri tak dapat masuk sampai ke depan rumah, karena harus memasuki gang kecil.


" Pak Andri terima kasih telah mengantarkan saya pulang, biar saya turun disini saja"


" Begini nona Rania apakah boleh saya meminta nomor hp anda, karena jujur saja anda ini telah banyak membantu keluarga Suryadarma."


" Saya nanti harus memberitahu  kepada majikan saya."


Rania menggeleng  jengah, dia merasa itu berlebihan.


" Tidak perlu pak Andri, lagipula aku nggak punya ponsel"


" Tapi..hmm bagaimana kalau saya antar nona sampai rumah, untuk memastikan saja kalau anda sudah diantar dengan baik oleh saya" tutur Andri tetap bersikeras. 


Dia berbuat begitu karena menurutnya Rania telah berjasa besar menyelamatkan nyawa nyonya Esti dan juga menolong tuan Kaivan.


Rania akhirnya membolehkan Andri untuk mengantarnya sampai rumah, dia merasa tak enak hati melihat ketulusan pemuda itu.


" Kita sudah sampai di rumah kontrakanku, terima kasih telah mengantar ya.." ujar Rania menyunggingkan senyuman. 


Tepat pada saat dia selesai bicara, pintu kontrakan rumah yang sangat sederhana itu terbuka, dan keluarlah seorang wanita dari dalam dengan wajah cemas.


" Rania..Mba Rania!"


" Syukurlah mbak sudah pulang, itu lho ibumu sakit tadi pingsan, untung aja aku lagi kesini mau kasih kue lemper bikinanku"


" Hah..ibu sakit?!"


Rania bergegas masuk ke dalam rumah disertai hati yang penuh kekhawatiran.


Sesampainya didalam rumah Rania langsung menghambur ke dekat pembaringan dimana ibunya terbaring lemah.


"Ibu apa yang terasa sakit sekarang?"


" Entahlah nak..kaki ibu yang kiri sakit lalu kepala ibu pusing"


Rania tak sadar menitikkan air mata melihat kondisi ibunya yang tak berdaya itu.


" Ibu harus segera berobat, bagaimana kalau kita ke dokter"


" Tidak perlu sudahlah biar ibu istirahat saja, lagi pula keuangan kita menipis" tolak Retno dengan nafas terengah.


Rania berpikir bagaimana caranya mendapatkan uang agar dapat membawa sang bunda ke rumah sakit. Lalu dia berdiri dan berkata singkat. " Sebentar ya Bu aku keluar dulu"


Rania akan menemui tetangganya dan berniat meminjam uang dulu, saat sampai di pintu gadis cantik itu terkesiap karena Andri masih ada dan berdiri dekat situ.


Lihat selengkapnya