Setahun berlalu dan kami sudah lulus smp. Aku masih belum juga menyatakan cintaku. Pikirku aku harus melupakannya. Aku akan bertemu dengan orang baru di SMA nanti, dia hanyalah masa lalu. Aku terlalu malu menyatakan cinta, dan dia sama sekali tidak pernah menyatakan cinta padaku, padahal pasangannya selalu berubah. Kenapa dia tidak bisa melihat aku yang di sampingnya.
Awal mula aku memasuki SMA, awal baru bagiku. Sebenarnya aku takut dengan perubahan, aku takut bertemu orang – orang baru, dan trauma dari diriku tidak juga menghilang.
Tapi apa yang kudapati saat aku berada dalam barisan siswa baru, aku melihatnya, ALEX yang kukagumi. Benarkah takdir itu ada, dari sekian banyak sekolah di kota ini, kenapa kami bisa bertemu. Ku lihat barisan tempatnya berdiri, dia tidak sekelas denganku. Tidak masalah selama aku masih melihatnya. Rambutku tertiup angin ringan, aku mulai tersenyum.
Waktu berlalu tidak ada yang terjadi, ku pikir akan mudah bagiku melihatnya, selama kami di sekolah yangs sama. Tapi semua tidak seperti yang kupikirkan, sekolahku terlalu besar, akan sangat sulit untuk melihatnya lagi.
Selama masa itu salah satu teman SMP ku menghubungiku, dia berbeda sekolah denganku. Namanya Haru Kami saling mengirim pesan, dia anak yang lucu dan baik. Suatu hari dia menyatakan cinta padaku. Aku bingung, apa yang harus ku jawab. Menerimanya kah atau menolaknya. Aku tidak ingin membuat dia kecewa, tapi aku juga tidak ingin membohonginya, hatiku masih milik Alex. Ku putuskan menolaknya, di terlalu baik tidak pantas bagiku memberi harapan palsu padanya. Aku membuat alasan untuk menolaknya ku katakan.
“Aku masih kecil, orang tuaku melarangku untuk pacaran.”
Tapi tebak apa yang dia katakan.
“Tidak masalah akan ku tunggu sampai kau siap untuk menerimaku,” tulisnya dalam satu pesan
Aku tersipu malu, tak pernah ada seorangpun yang pernah mengucap hal itu.
Dia semakin hari semakin baik, Dia juga sering menawarkan bantuan padaku, menjemputku ke sekolah, membantu ku mengerjakan tugas, dan masih banyak lagi kebaikan yang dia lakukan. Hatiku perlahan mulai goyah.
Tapi saat aku melihat Alex melintas, aku tidak bisa, aku masih menyukai Alex. Senyum Alex, tawanya, parasnya masih terlukis jelas di hatiku.
Suatu ketika ada saat aku sangat terlambat di sekolah, angkutan umum yang biasa ku lihat tidak datang. Aku panic dan takut apa yang harus ku lakukan. Dengan ragu aku meminta bantuan Haru. Dia segera mengiyakan tanpa berselang lama dia muncul. Dengan seragam sekolahnya tanpa membawa tas, dan motor yang berbeda.