Takdir Terindah

Mona Cim
Chapter #8

Undangan

Arhan duduk di depan rumah memeluk kedua lututnya sambil menatap indahnya bintang yang bertaburan. Arhan tersenyum ketika wajah Adiba muncul di bulan. Senyuman gadis itu tergambar dalam pikirannya.

"Kamu cantik, Adiba. Kamu gadis yang baik dan ramah. Saya suka banget. Semoga hubungan kita akan di restui suatu saat nanti. Tunggu saya sukses" lirih Arhan tersenyum.

Arhan jadi teringat pesan Bapak dan Ibunya sewaktu masih hidup. Waktu itu  kedua Adiknya masih balita.

Arhan, kamu satu-satunya harapan Bapak dan Ibu buat menjaga kedua Adikmu. Sangat menjalin cinta dulu sebelum kedua Adikmu bisa hidup dengan layak. Bapak dan Ibu yakin kamu bisa sukses suatu saat nanti. Jangan lupa berdoa dan berusaha. Insya Allah, harapan dan doamu akan Allah kabulkan.

Arhan menghela napas lega dan tersenyum. Setidaknya pesan itu yang selalu menjadi penyemangat hidupnya.

***

Arhan menerima uang 15 ribu dari hasil mulungnya hari ini. Langkahnya berhenti di sebuah warung pinggir jalan.

"Bu Marni, berasnya satu liter ya. Sama telur 2 biji" ucap Arhan pada penjual.

Usai membungkuskan belanjaan Arhan, Bu Marni membungkuskan beberapa permen di plastik kecil.

"Sebuanya 13 ribu. Ini permen buat Adik kamu"

"Makasih banyak, Bu Marni. Ini uangnya, 13 ribu pas" ucap Arhan dengan senang hati menerima belanjaannya.

"Hati-hati ya, Han"

"Iya, Bu. Makasih"

Arhan melanjutkan perjalanannya menuju gubuk kardus. Sesampai disana, langkahnya melambat ketika melihat dari kejauhan Aila dan Afdi sedang belajar bersama Adiba di depan rumah. Arhan tersenyum, dengan semangat berjalan menghampiri mereka.

"Assalamu'alaikum. Wah, kalian belajar ya. Belajar yang semangat ya. Biar tahun depan Adik-adik Kakak bisa sekolah" ucap Arhan senang.

"Aila mau sekolah juga" ucap Aila semangat.

"Iya Aila, insya Allah kalian akan sekolah. Kakak usahakan" sahut Arhan. "Oh iya, Kakak bawain kalian permen nih. Tadi Bu Marni yang kasih buat kalian" Arhan menyerahkan permen pada Aila dan Afdi.

"Bagi dua tuh, awas ya jangan banyak makan permen. Nanti giginya gak tumbuh" gurau Adiba.

"Kami rajin gosok gigi, Kak. Jadi giginya bagus" sahut Afdi, mereka berdua tersenyum menanggapinya.

Lihat selengkapnya